PT Pertamina dan perusahaan minyak dan gas asal Italia ENI S.p.A, menandatangani nota kesepahaman kerja sama terintegrasi. Kerja sama ini terkait potensi pengembangan kilang ramah lingkungan dan peluang bisnis perdagangan di sektor hilir migas.
"Lewat kerja sama ini, Pertamina akan mengembangkan bahan bakar yang ramah lingkungan. Sekaligus mendorong BUMN (Badan Usaha Milik Negara) agar lebih aktif lagi dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan," kata Menteri BUMN Rini Soemarno seperti dikutip dari siaran resmi, Jumat (21/9).
(Baca: Dua Kilang Pertamina Akan Olah Minyak Sawit Jadi Bahan Bakar)
Penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Chief Refining and Marketing Officer ENI S.p.A Giuseppe Ricci di Porto Marghera, Venesia, Italia. Penandatanganan ini juga disaksikan langsung oleh Rini, Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Harry Sampurno, dan Deputi Bidang Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo.
Nicke Widyawati mengatakan kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina dalam menyediakan bahan bakar ramah lingkungan sekaligus mengoptimalkan sumber daya alam dalam negeri. Hal itu, untuk menciptakan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional.
Dia menjelaskan pemilihan ENI sebagai mitra kerja sama dilakukan karena keberhasilan perusahaan tersebut dalam melakukan konversi kilang konvensional menjadi kilang ramah lingkungan (biorefinery) di Porto Maghera pada 2014. Inovasi ini merupakan yang pertama di dunia.
(Baca: Pertamina Ultimatum Aramco hingga Oktober Putuskan Kilang Cilacap)
“Hal yang sama akan kami jajaki kemungkinannya untuk pengembangan kilang di Dumai dan Plaju, mengingat kilang tersebut berdekatan dengan sumber bahan baku greenfuel, yaitu kelapa sawit,” ujarnya. Pengembangan kilang ini dilakukan dengan dengan sinergi BUMN lain, yaitu PT Perkebunan Nusantara (PTPN)
Kerja sama dengan ENI dalam rangka pengembangan kilang ramah lingkungan ini, sejalan dengan komitmen Pertamina dalam menjalankan program penyaluran biodiesel (B20) yang ditugaskan pemerintah. PTPN digandeng untuk menjadi penyuplai kelapa sawit sebagai bahan baku minyak hijau.
"Agar bahan bakar yang dijual tetap affordable (terjangkau) bagi masyarakat Indonesia” kata Nicke. (Baca: Tiga Penyebab Kebijakan B20 Tak Berjalan Mulus)
ENI telah beroperasi di Indonesia sejak 2001 dengan melakukan eksplorasi dan produksi di lapangan Jangkrik. Selain itu, mereka juga telah beroperasi mulai 2017 dengan kepemilikan di blok Muara Bakau sebesar 55%.