PT Adaro Energy Tbk menyatakan komitmennya mendukung target pemerintah dalam menggenjot bauran energi bersih di Indonesia. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Australia, yakni Fortescue Metal Group (FMG).

Wakil Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro Adaro dan FMG telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan pemerintah. Terutama untuk mempercepat net zero emission melalui peningkatan porsi energi terbarukan dalam bauran energi.

Komitmen tersebut ditandatangani oleh kedua perusahaan dengan berbagai lintas Kementerian, melalui letter of intent (LoI) pada 22 April lalu. Penandatanganan LoI ini melanjutkan kesepakatan yang dicapai FMG dengan pemerintah Indonesia pada September tahun lalu.

Pemerintah yang terlibat yakni Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Penanaman Modal/Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Meski begitu, Dharma tak merinci secara detail terkait rencana kerja sama kedua belah pihak. Dalam keterangan FMG beberapa waktu lalu, menjelaskan rencana untuk mengembangkan hidrogen hijau dengan Adaro.

"Perjanjian kerja sama ini menunjukkan komitmen dan rencana Adaro untuk menjadi investor energi terbarukan yang signifikan di Indonesia," ujar Dharma kepada Katadata.co.id, Rabu (2/6).

Adapun kesepakatan pada September 2020 tersebut membuka jalan bagi Fortescue Future Industries (FFI), entitas anak Fortescue, yang tertarik untuk berinvestasi pada pembangkit listrik tenaga air (hydro) dan panas bumi di Indonesia.

FFI sebelumnya menyatakan bahwa Adaro berkomitmen untuk beralih ke energi baru terbarukan. Namun, belum jelas apakah kedua perusahaan tersebut akan bekerja sama dalam proyek pembangkit listrik tenaga hidro dan panas bumi.

“FFI, bersama dengan Adaro, akan sangat mendukung konversi ekonomi Indonesia yang berbasis bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan yang tanpa emisi,” kata pendiri, chairman, dan pemegang saham terbesar Fortescue, Andrew Forrest.

Forrest mengatakan kerja sama ini juga akan membantu pencapaian target net zero emissions atau nol emisi karbon Indonesia lebih cepat dari target 2060.