Pengembangan Gas Metan Hidrat RI Dinilai Butuh Proses Panjang

Katadata
Ilustrasi eksplorasi gas metan hidrat di lepas pantai.
12/6/2021, 10.14 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah membidik potensi jumbo cadangan metan hidrat di Indonesia. Langkah ini seiring dengan arah kebijakan pemerintah untuk menggenjot transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan

Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan berpendapat negara ini memang memiliki potensi cadangan metan hidrat yang cukup besar. Namun, untuk pengembangannya masih membutuhkan riset mendalam.

Hingga saat ini belum ada negara yang berhasil memproduksinya secara komersial. "Masih dalam penelitian," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (11/6).

Salah satu negara yang lebih maju dalam pengembangan gas metan hidrat, yaitu Jepang, masih dalam tahap penelitian. Tantangan yang dihadapi adalah proses pengeluaran gas tersebut dari batuan sedimen.

Dengan kondisi tersebut, Tumbur mengatakan Indonesia perlu waktu untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) tersebut. “Shale oil dan shale gas yang sudah terbukti di banyak negara saja, kita belum melakukan riset yang komprehensif,” ucapnya.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan metan hidrat bisa digunakan sebagai pengganti industri migas. Gas ini merupakan akumulasi hidrokarbon, berupa metana, yang terformasi dalam kristal air akibat tekanan dan temperatur tertentu.  "Energi ini berbeda jauh dengan gas konvensional, karena merupakan energi terbarukan," katanya.

Indonesia mempunyai potensi gas hidrat tinggi di wilayah laut Sulawesi, Jawa, dan Sumatera. Namun, semua potensi tersebut belum ada kegiatan eksplorasi sama sekali.  "Perlu dukungan penelitian dan riset agar bisa dilakukan," katanya.

Potensi Gas Metan Hidrat

Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya menyebut perlunya usaha untuk mencari potensi energi baru untuk dapat memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat. Pada penelitian 2004, Indonesia telah menemukan potensi cadangan metan hidrat yang volumenya diperkirakan mencapai lebih dari 850 triliun kaki kubik (Tcf).

Jumlah tersebut, menurut dia, setara delapan kali lipat cadangan gas alam saat ini. Sehingga ia berharap sumber energi alternatif baru tersebut dapat mendukung ketahanan energi nasional.

Gas metan hidrat, Arifin mengatakan, merupakan energi yang lebih bersih bila dibandingkan dengan minyak bumi dan batu bara. Ekstraksi dan produksi gas metan hidrat dapat menjadi salah satu sumber pendapatan negara dan berperan dalam bauran energi.

Melihat urgensi pemanfaatan gas metan hidrat, Arifin menegaskan perlunya memperkuat kerja sama multi-sektoral dalam mendorong proses transisi energi. "Kami sangat mengharapkan dukungan stakeholder, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mencapai tujuan transisi energi, termasuk potensi pemanfaatan gas metan hidrat," katanya. 

Reporter: Verda Nano Setiawan