Uji Coba B40 Rampung, ESDM Masih Kaji Nilai Keekonomian

ANTARA FOTO/Elora
Pengajar dan siswa melakukan proses pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel di SMK N 1 Kuta Selatan, Bali, Kamis (12/12/2019).
Editor: Yuliawati
12/6/2021, 16.25 WIB

Kementerian ESDM telah merampungkan uji coba bahan bakar solar campuran fatty acid methyl ester (FAME) alias biodiesel 40% atau B40. Kementerian masih mengkaji kebijakan pengembangan B40 termasuk menghitung nilai keekonomiannya.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pengembangan B40 secara teknis dapat dilaksanakan. Keputusan ini berdasarkan uji coba Balitbang Kementerian ESDM bekerja sama dengan kelompok kepentingan lainnya.

"Kajian lanjutannya adalah memastikan kebijakan ini dapat berjalan secara berkelanjutan di lapangannya, termasuk keekonomiannya," kata Dadan kepada Katadata.co.id, Jumat (6/11).

Pemerintah menunda penerapan program B40 tahun ini karena rendahnya konsumsi bahan bakar minyak atau BBM selama pandemi Covid-19. Selain itu, kondisi harga sawit yang sempat melonjak menjadi tantangan tersendiri untuk mengembangkan bahan bakar jenis ini.

Pertamina sebelumnya menyatakan kesiapannya untuk memproduksi hingga B100. Syaratnya, perusahaan migas pelat merah ini meminta dukungan kewajiban pasokan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) CPO.



Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, pihaknya meminta agar pemerintah dapat membuat aturan wajib pasok CPO seperti halnya DMO batu bara untuk PLN (Persero). Sehingga ada keberlangsungan ketersediaan pasokan CPO dengan harga jual yang lebih murah dari harga ekspor.

"Keberlangsungan dari green diesel dan green gasoline perlu support DMO palm oil, baik volume maupun harga," kata Nicke beberapa waktu lalu.

Reporter: Verda Nano Setiawan