Transisi energi Pertamina terus berjalan. Melalui Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) atau Pertamina NRE, perusahaan migas pelat merah ini telah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di 99 SPBU dengan total kapasitas mencapai 668 kilowatt peak (kWp).
Sembilan puluh sembilan SPBU tersebut dimiliki dan dijalankan perusahaan (COCO/company own company operate) di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi, mengatakan penyediaan PLTS di SPBU merupakan bagian dari program Green Energy Station (GES).
“Pertamina NRE agresif mengawal transisi energi yang difokuskan di halaman Pertamina sendiri, yaitu proses inti di area-area operasi, perkantoran, fasilitas pendukung, serta SPBU Pertamina,” ujar Dicky dalam keterangan tertulis, Jumat (19/11).
Sebagai informasi, GES merupakan konsep baru SPBU Pertamina di mana SPBU akan memberikan layanan terintegrasi untuk mendukung gaya hidup yang lebih ramah lingkungan bagi konsumen. Adapun PLTS yang terpasang di SPBU merupakan PLTS atap dengan sistem on grid.
Pertamina menargetkan memasang PLTS atap di 5.000 SPBU. Jika terlaksana, maka potensi total kapasitas terpasang pembangkit energi baru terbarukan (EBT) itu mencapai 31 MWp dengan potensi penurunan emisi karbon sebesar 34 ribu ton per tahun, atau setara dengan CO2 yang diserap oleh 1,6 juta pohon dewasa.
Penggunaan PLTS pada SPBU telah menjadi tren secara global. Di India misalnya, telah terpasang PLTS di SPBU dengan total kapasitas 270 MWp dan pemerintahnya menargetkan 50% dari seluruh SPBU yang ada di negaranya memasang PLTS dalam 4 tahun mendatang.
Dengan tren ini, menurut Dicky sudah saatnya SPBU di Indonesia juga mulai mengarah ke konsep ramah lingkungan. Dengan keluarnya Peraturan Menteri ESDM nomor 26 Tahun 2021, penggunaan PLTS Atap semakin menarik bagi investor.
Sementara pemerintah menargetkan pembangunan PLTS atap mencapai 2.145 megawatt (MW) sepanjang 2021-2030. Dari jumlah tersebut, PLTS atap akan didominasi untuk bangunan dan fasilitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni 742 MW. Simak databoks berikut: