Bank Pembangunan Asia (ADB) menyetujui pinjaman kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar US$ 600 juta atau setara Rp 8,6 triliun (kurs Rp 14.354 per dolar AS). Pinjaman ini bertujuan meningkatkan layanan PLN, termasuk mendorong adopsi energi terbarukan.
"Program ini akan meningkatkan akses ke energi berkelanjutan dan andal di kawasan barat dan tengah Pulau Jawa, wilayah yang dihuni 41% penduduk Indonesia, termasuk sekitar 30 juta warga miskin atau yang hidup dekat garis kemiskinan,” kata Spesialis Keuangan Senior ADB Daniel Miller dalam keterangn resminya dikutip Selasa (14/12).
Pinjimanan ini disalurkan melalui program Akses Energi Berkelanjutan dan Anda yang bertujuan merehabilitasi, memperkuat, dan memperluas jaringan listrik milik PLN. Beberapa pembiayaan terutama akan digunakan untuk meningkatkan jalur transmisi PLN, otomatisasi jaringan listrik dan fasilitas penyimpanan limbah. Selain itu, pinjaman juga diperuntukan mendorong penggunaan energi bersih.
Program ini juga bertujuan memperkuat proses bisnis digitalisasi PLN, seperti e-procurement dan mendukung pemasangan lebih banyak stasiun pengisian bagi kendaraan listrik hingga mendukung manajemen aset PLN, pengadaan, serta pendidikan masyarakat. Output program ini terutama akan bermanfaat bagi 112 juta jiwa penduduk Indonesia yang tinggal di lima provisni yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Banten dan Jawa Tengah.
"Wilayah ini juga memiliki 11,3 juta atau 56% dari seluruh usaha mikro dan kecil (UMK) di Indonesia. Melalui penyediaan listrik yang andal dan berkelanjutan, program ini akan meningkatkan kualitas hidup, mendukung terselenggaranya layanan publik esensial, serta menciptakan pekerjaan," kata Miller.
Penguatan jaringan listrik PLN serta pengembangan sumber energi rendah karbon juga dilakukan dalam rangka memenuhi target kebutuhan listrik untuk pulau Jawa. Pada tahun 2030 diperkirakan kebutuhan listrik wilayah ini mencapai 259 terawatt per jam pada atau 66,4% dari konsumsi listrik nasional.
Miller mengatakan, wilayah Jawa sebenarnya telah mencapai akses listrik universal atau persentase keterjangkauan listrik bagi seluruh masyarakat. Kendati demikian, masih ada masalah seperti gangguan dan kebocoran listrik yang menganggu pertumbuhan ekonomi kawasan ini.
Dengan demikian, dia mengatakan manfaat lebih lanjut program ini juga akan mendorong pemulihan ekonomi di pulau Jawa semakin cepat dan kuat. Program ini juga bisa membantu mengubah daerah-daerah miskin menjadi mesin pertumbuhan baru melalui pengembangan industri pertanian, pariwsiata dan UMK.
PLN sebelumnya juga telah memiliki kemitraan dengan ADB melalui program Energy Transition Mechanism (ETM). Program ini bertujuan untuk membantu perusahan negara tersebut mengurangi produksi karbon dari sektor energi melalui pensiun dini untuk PLTU batu bara.
Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara mitra ADB untuk studi percontohan program ETM. Adapun dua negara lainnya yakni Vietnam dan Filipina. Kerja sama ini diluncurkan dalam agenda COP26 di Glasgow awal bulan lalu. Sementara pembiayaannya akan bersumber dari skema belnded-finance atau pembiayaan publik dan swasta.