PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya) menargetkan 25 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) terbangun pada 2022 di wilayah Jakarta, untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik yang jumlahnya terus bertambah.
General Manager PLN Disjaya Doddy B Pangaribuan mengatakan pihaknya berharap agar SPKLU yang terbangun pada tahun depan dapat 100% jumlahnya dengan yang saat ini sudah dan tengah dibangun perusahaan. Setidaknya, hingga saat ini telah terbangun 12 unit SPKLU yang tersebar di delapan lokasi.
Sementara, 13 Unit lainnya di 10 lokasi masih dalam proses pembangunan. Sehingga pada tahun ini total SPKLU yang akan terbangun di Jakarta mencapai 25 SPKLU yang tersebar di 18 lokasi.
"Untuk tahun depan jadi kami sebetulnya lebih kepada menerima penugasan dari PLN pusat berapa jumlah yang akan dipasang. Tapi kalau boleh kami usulkan tentu minimal yang sudah terpasang ini. Kita akan menambah 100% dari apa yang sudah dipasang," kata Doddy dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (17/12).
Adapun terbitnya Perpres 55 tahun 2019 yang mengatur mengenai ekosistem kendaraan listrik menjadi kesempatan bagi PLN guna menggenjot pembangunan SPKLU. Sehingga PLN membuka kesempatan kerja sama dengan pihak lain untuk pembangunan SPKLU.
Dalam penyediaan SPKLU ini, setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus dipenuhi calon partner. Pertama memiliki lahan, kedua memiliki peralatan, dan yang ketiga sebagai operator. "Tiga unsur ini kita berikan kesempatan bagi partner untuk menyediakan, mekanisme pembagian keuntungan juga sudah ditetapkan," ujarnya.
Dengan dibukanya opsi kerja sama tersebut, Doddy memperkirakan ada potensi penambahan 500 unit SPKLU di luar penugasan PLN. Meski begitu, hal tersebut juga masih bergantung pada insentif tambahan yang nantinya akan diberikan pemerintah.
Seperti diketahui, PT PLN (Persero) terus berupaya mempercepat pembentukkan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan populasi kendaraan listrik di Indonesia masih terbilang sedikit. Karena itu, pihaknya menjalin kerja sama dengan produsen lokal kendaraan bermotor untuk percepatan ekosistem KBLBB, bahkan menggandeng tiga produsen mobil listrik seperti Nissan, Hyundai dan Wuling.
"Menurut data Kemenhub total per November sudah 14.400 unit kendaraan listrik masih sedikit tapi terus berkembang. Dimana ada roda dua sekitar 12 ribu lebih," kata dia dalam webinar Misi Tekan Emisi Melalui Kendaraan Listrik Senin (13/12).
Secara rinci, jumlah tersebut terbagi atas 12.464 kendaraan listrik roda dua. Kemudian 1.656 unit roda empat, 262 unit roda tiga, 13 unit bus, dan lima unit kendaraan barang.
Pemerintah menargetkan selama periode 2024 hingga 2029 sebanyak 60% kendaraan listrik di dalam negeri merupakan produk lokal. Bob meyakini rencana tersebut akan berdampak positif dalam menggerakkan perekonomian nasional. "Mulai baterai, spare part yang ada saat ini tinggal konversi ke kendaraan listrik," ujarnya.
Guna menarik investasi, dia mengimbau pemerintah memberi insentif tambahan bagi pabrikan otomotif di Indonesia. Pasalnya, hal tersebut dapat berdampak pada harga jual mobil listrik yang ekonomis dan terjangkau ke masyarakat.
Selain dengan produsen kendaraan listrik, PLN juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan pabrikan stasiun pengisian ulang bahan bakar atau charging station. PLN telah membentuk aliansi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebagai lokasi pengisian daya bagi kendaraan listrik.
"Harapan kita perusahaan swasta bisa bagaimana menyediakan charging charging yang semakin banyak di masyarakat," ujarnya.