BRIN Gandeng ThorCon Kerja Sama Kembangkan Teknologi untuk PLTN

Pixabay
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir
Penulis: Happy Fajrian
8/2/2022, 11.06 WIB

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT ThorCon Power Indonesia menjalin kerjasama dalam mengembangkan teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Mego Pinandito dan Chief Operating Officer (CEO) ThorCon Bob S. Effendi telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama ini di Gedung BJ Habibie pada Senin (7/2).

Adapun kerja sama ini adalah untuk melaksanakan riset dan pengembangan, serta inovasi di bidang ketenaganukliran khususnya teknologi Thorium Molten Salt Reactor, dengan sistem modular dan menggunakan bahan bakar thorium.

Riset dan pengembangan ini diharapkan dapat menghasilkan prototipe sebagai kandidat teknologi masa depan PLTN, sebagai salau satu alternatif dalam program pengurangan emisi karbon nasional.

“Melalui riset dan pengembangan ini diharapkan dapat membentuk pola pikir yang sama terkait urgensi pembangunan PLTN komersial di Indonesia sebagai komponen penting dalam mencapai net-zero emission 2060,” kata kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (8/2).

Dengan pola pikir yang sama tersebut keputusan dapat di ambil secara rasional dan ilmiah. Dengan begitu proses pengambilan keputusan tersebut tak berjalan terlalu lama.

Kerja sama ini meliputi kolaborasi dalam penelitian dan iptek, pemanfaatan sarana dan prasarana, pertukaran data dan informasi, serta pengembangan sumber daya manusia.

CEO ThorCon Power Indonesia, David C. Devanney berharap melalui kerja sama ini Indonesia ke depannya dapat mengembangkan teknologi nuklir yang aman, murah, serta berkelanjutan seiring dengan semakin mendesak dan dibutuhkannya solusi energi untuk mencapai komitmen target net zero.

“Energi nuklir merupakan solusi dari pemenuhan komitmen tersebut. Kami berharap melalui kerjasama ini pengembangan teknologi nuklir di Indonesia dapat terus berkembang khususnya dengan tekonologi yang aman, murah, dan berkelanjutan,” jelas David.

Mego Pinandito di kesempatan yang sama turut mengungkapkan bahwa kolaborasi riset bersama ThorCon adalah bentuk dukungan BRIN RI terhadap mitra industri untuk berkolaborasi dalam mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi di Indonesia.

“Para peneliti dapat melakukan riset bersama dengan mitra industri yang secara langsung melakukannya di fasilitas reaktor. Sehingga hasil riset dan pengembangannya mampu menghasilkan kemajuan teknologi yang nantinya akan digunakan sebagai alternatif sumber energi masa depan,” kata Mego.

Sebagai informasi ThorCon telah terlibat dalam pengembangan teknologi PLTN di Indonesia sejak 2015, bekerja sama dengan Kementerian ESDM dan menargetkan membangun pembangkit listrik nuklir berkapasitas 500 MW pada 2027.

Meski demikian, dalam peta jalan untuk transisi ke energi bersih menuju net zero emission 2060, PLTN pertama yang akan mulai beroperasi direncanakan mulai pada 2049 atau 22 tahun lebih lama dari target sebelumnya.

Menurut data World Nuclear Association, Asia menjadi wilayah yang paling banyak membangun reaktor nuklir. Sebanyak 35 reaktor sedang dibangun hingga Desember 2021, 56 dalam tahap perencanaan, dan 220 dalam tahap pengajuan. Simak databoks berikut: