Pertamina NRE menargetkan produksi listrik 7.100 Giga Watt hour (GWh) tahun ini. Subholding Pertamina di bidang energi baru terbarukan ini juga membidik kapasitas terpasang pembangkit 2,9 GW.
Kapasitas terpasang pembangkit 2,9 GW itu dikontribusikan dari gas to power sekitar 1.800 MW, energi baru dan terbarukan 971 MW, serta EV dan baterai 96,2 MWh.
Untuk mencapai target 7.100 GWh, Pertamina NRE harus memastikan program terealisasi tahun ini. Program yang dimaksud seperti commercial operation date (COD) PLTGU Jawa-1 berkapasitas 1.760 MW dan PLTS internal Pertamina dengan potensi lebih dari 280 MW.
CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan, amanah strategis perusahaan tahun ini yakni mewujudkan program Unlock Value di Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Pertamina NRE berharap sebagai PGE anak usaha mendapatkan alternatif pembiayaan untuk pengembangan proyek-proyek geothermal ke depan.
“Serta mengokohkan peran good corporate governance (GCG) sebagai salah satu bentuk komitmen Pertamina NRE menerapkan environment, social, and governance (ESG) dalam praktik bisnisnya,” kata Dannif dalam keterangan tertulis, Senin (21/2).
Ia juga menjelaskan bahwa Pertamina NRE tengah mengembangkan bisnis masa depan di sektor energi, seperti hydrogen, EV, dan baterai.
Perusahaan juga sedang mengembangkan green hydrogen sebagai proyek percontohan (pilot project) di wilayah kerja geothermal Ulubelu.
Beberapa waktu lalu, Pertamina NRE bersama Pertamina Patra Niaga juga sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Gojek maupun Grab untuk mempercepat pengembangan ekosistem EV.
Tahun lalu, Pertamina NRE mencatatkan produksi listrik 4.686 GWh atau 4% di atas target. Ini juga lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 4.637 GWh.
Selain itu, kapasitas terpasang pembangkit listrik energi baru dan terbarukan naik dari 681 MW menjadi 687,2 MW.
Pertamina NRE juga mampu menekan biaya per unit menjadi US$ 4,64/MWh atau 5% lebih rendah daripada target.