Pemerintah berencana memasok kawasan industri dengan listrik yang berasal dari sumber energi baru terbarukan (EBT). Salah satunya yaitu Green Industrial Park atau Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut urgensi suplai listrik dari EBT di kawasan industri menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan investasi di dalam negeri. Alasannya, produk yang dihasilkan dari energi terbarukan akan bernilai tinggi di pasar internasional.
"Salah satu syarat harga produk kita biar nilanya tinggi dan kompetitif di global apabila menggunakan energi baru dan terbarukan," kata Bahlil saat menjadi pembicara seminar daring di Universitas Hasanuddin pada Jumat (7/10).
Menurut Bahlil, proyek industri dengan luasan 30.000 hektare milik PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan PT Kawasan Industri Kalimantan Indonesia (KIKI) akan dipasok oleh listrik dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kayan.
"Di Kalimantan Utara dibangun kawasan industri investasinya akan masuk US$ 80 miliar, listriknya pakai PLTA 12.000 MW dari Sungai Kayan," jelas Bahlil.
Adapun progres pembangunan PLTA Kayan berada pada jalur positif usai PT Kayan Hydro Energy (KHE) menggandeng perusahaan asal Jepang, Sumitomo Corporation, untuk membangun PLTA Kayan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 17,8 miliar atau setara dengan Rp 270 triliun. Kedua pihak juga menjajaki pengembangan green energy di Kalimantan Utara dengan memanfaatkan energi dari PLTA yang akan dibangun. PLTA tersebut terdiri dari lima bendungan dan dilengkapi dengan lima sampai enam turbin.
Sejauh ini, KHE sedang melakukan pembangunan infrastruktur awal bendungan dan diperkirakan pada tahun 2023 akan dilanjutkan dengan pembangunan infrastruktur pendukung bendungan.
Kawasan industri Kalimantan Utara akan dihuni oleh sejumlah perusahaan multinasional yang mengembangkan industri petrokimia, mobil listrik, baja, dan chip semikonduktor.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan beberapa produsen mobil global seperti Tesla dan Ford kini bersaing untuk mengunjungi kawasan industri di Kalimantan Utara.
Selain itu, pasokan energi sejumlah kawasan industri petrokimia dan industri hilirisasi nikel di Karawang, Jawa Barat dan Batang, Jawa Tengah juga bakal disediakan dari PLTA Cirata. "Di Jawa Barat ada Bendungan Cirata, itu akan kita optimalkan menjadi PLTA terbesar di Asia Tenggara," ujar Bahlil.
Kawasan Industri Batang akan ditempati oleh LG Chemical. Perusahaan asal Korea Selatan itu telag menanamkan uang senilai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 141 triliun untuk pembangunan industri ekosistem baterai listrik dan pembangunan pabrik pemurnian bijih nikel dan battery cell.
Sementara itu, kawasan industri Karawang telah ditempati oleh Konsorsium Hyundai-LG yang membangun pabrik baterai kendaraan listrik dengan total nilai investasi lebih kurang US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun.
Konsorsium terdiri dari Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution yang bekerja sama dengan Indonesia Battery Corporation (IBC).