PT Pertamina menerima “Katadata Green Initiative Awards” untuk kategori energi dan pertambangan. Penghargaan ini merupakan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang menerapkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan dampak positif bagi lingkungan dan menciptakan sistem yang berkelanjutan.
“PT Pertamina menerima award karena inisiatif pengembangan berbagai bisnis berbasis energi terbarukan dan pembangunan ekosistem EV untuk mendukung transisi energi,” demikian keterangan Katadata Insight Center (KIC) saat pemberian penghargaan pada 1 Desember 2022 di Jakarta.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan KIC dalam penghargaan ini di antaranya komitmen dan inovasi perusahaan dalam aksi hijau seperti transisi energi bersih. Demikian juga aksi korporasi dalam merealisasikan langkah produksi yang rendah emisi, pembiayaan berkelanjutan, dan sebagainya.
Selain sektor energi dan pertambangan, ada tiga kategori lain dalam “Katadata Green Initiative Awards”. Ketiga kategori tersebut yakni perbankan; teknologi dan transportasi; dan consumer goods.
Penghargaan ini juga masuk rangkaian Regional Summit 2022. Acara tersebut merupakan kegiatan tahunan Katadata sejak 2020 untuk mempertemukan para stakeholder dari pemerintah pusat, daerah, pelaku bisnis, dan civil society agar berkolaborasi mewujudkan pembangunan daerah berkelanjutan.
Beragam Proyek Emisi Rendah Karbon
Pertamina mengokohkan diri menjadi pilar transisi energi dengan berkomitmen mengurangi produksi emisi. Perusahaan ini secara konsisten mengembangkan beberapa proyek energi terbarukan dan emisi rendah karbon.
Pertamina menargetkan pengurangan karbon hingga 81,4 juta ton pada tahun 2060. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menargetkan pada tahun 2030 penurunan emisi sebesar 29 persen dengan kemitraan global.
Pertamina menegaskan komitmennya dalam pencapaian netral karbon atau net zero emission (NZE) di Indonesia pada 2060 dengan prinsip keterjangkauan dan kewajaran. Guna mencapai aspirasi tersebut, Pertamina mengembangkan sejumlah strategi yang diterjemahkan dalam dua pilar utama dan tiga enabler.
Kedua pilar utama tersebut antara lain dekarbonisasi kegiatan usaha dan pengembangan bisnis hijau baru. Sedangkan tiga enabler yang akan mendukung rencana Pertamina dalam mendorong NZE, adalah mengembangkan standar penghitungan karbon yang telah disetujui oleh peraturan nasional dan internasional, serta penerapan harga karbon internal Pertamina.
Enabler lainnya adalah membangun organisasi keberlanjutan yang akan mengawasi bisnis Pertamina berada di jalur yang benar untuk tujuan Net Zero Roadmap-nya. Terakhir, keterlibatan pemangku kepentingan untuk sepenuhnya mendukung target dan komitmen NZE nasional.
“Sebagai perusahaan energi, Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pilar pencapaian net zero emisi di Tanah Air, dengan prinsip keterjangkauan dan kewajaran,” ujar Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha Pertamina, Atep Salyadi Dariah Saputra dilansir laman Pertamina pada Rabu (23/11/2022).
Di Pertamina, dekarbonisasi bisnis dilakukan melalui efisiensi energi, peningkatan kapasitas pembangkit listrik ramah lingkungan, pengurangan loss, elektrifikasi armada dan peralatan statik, penangkapan dan penyimpanan karbon, menggunakan armada dengan bahan bakar rendah atau nol karbon, dan lain-lain.
Beberapa inisiatif menuju dekarbonisasi itu di antaranya, penggunaan energi surya di beberapa wilayah operasi seperti Dumai, Cilacap dan SPBU Green Energy dengan kapasitas 1-2 MW. Pertamina juga meningkatkan kapasitas energi surya yang lebih besar untuk memasok kebutuhan Proyek Rokan hingga 25 MW. Inisiatif lainnya terlihat dari megaproyek GRR Tuban serta memasok energi dari pembangkit listrik LNG dengan kapasitas 570 MW.
Rekam jejak Pertamina dalam mengupayakan transisi energi juga terlihat dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Jawa-1 dengan kapasitas 1.760 MW dan peluncuran produk green energy berupa Generator Set (Genset) untuk Kendaraan Listrik di Formula E Jakarta (E-Prix 2022). Di angkasa, Pertamina telah berhasil memproduksi Green Avtur J 2.4 dan telah diujicobakan pada pesawat CN 235.
Di sektor kilang, Pertamina terus mengembangkan Bio Refinery di Cilacap yang telah berhasil memproduksi Bio Avtur dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dengan kapasitas 2.500 – 3.000 barel per hari dan akan ditingkatkan menjadi 6.000 barrel per hari. Kilang Plaju juga akan menyusul dengan produksi BioAvtur dari Crude Palm Oil (CPO) dengan kapasitas lebih tinggi hingga 20.000 barel per hari.