Emisi Karbon Bahan Bakar Fosil Global Diramal Capai Puncak pada 2025

Leonid Sorokin/123RF
Ilustrasi emisi karbon.
Penulis: Happy Fajrian
28/2/2023, 19.09 WIB

Tingkat emisi karbon dioksida (CO2) dari pembakaran bahan bakar fosil secara global diprediksi akan mencapai puncaknya pada 2025 yakni sebesar 39 gigaton per tahun (Gtpa). Setelah itu tingkat emisi tahunan akan terus menurun seiring dengan industri yang mulai membersihkan jejak karbon mereka.

Menurut hasil penelitian dan analisis Rystad Energy, emisi karbon global mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022 ketika negara-negara berebut untuk mendapatkan sumber bahan bakar yang dapat diandalkan dan terjangkau untuk pembangkit listrik.

Akibatnya, banyak yang beralih ke bahan bakar yang lebih intensif karbon sebagai solusi jangka pedek untuk menangani krisis keamanan energi mereka, menyalakan kembali pembangkit listrik tenaga uap batu bara, dan memprioritaskan gas ketimbang energi alternatif yang lebih bersih.

“Bahan bakar fosil masih memiliki peran dalam ekonomi global selama beberapa dekade mendatang. (Namun) dorongan yang lebih luas menuju masa depan yang lebih bersih tidak menunjukkan tanda-tanda melambat,” tulis laporan Rystad Energy seperti dikutip Oilprice, Selasa (28/2).

Emisi karbon langsung, atau yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil di pabrik di seluruh dunia,dari pembangkit listrik dan pemanas akan mencapai puncaknya tahun ini.

Penurunan akan minimal pada awalnya sebelum mendapatkan momentum di tahun-tahun mendatang, menjadi faktor signifikan di balik penurunan total emisi CO2 dari seluruh sektor pada 2025.

“Puncak emisi CO2 bahan bakar fosil dalam dua tahun ke depan merupakan pencapaian global yang luar biasa, luar biasa ketika mempertimbangkan hambatan rantai pasokan saat ini dan fokus tinggi pada keamanan energi,” kata Artem Abramov, kepala penelitian teknologi bersih di Rystad Energy.

Dia menambahkan, jika industri dapat mempertahankan momentum ini, pemanasan global kurang dari 2 derajat Celcius dapat dicapai. “Pemodelan emisi komprehensif kami menunjukkan titik belok emisi yang akan segera terjadi. Data kami menunjukkan puncak sebesar 39 Gtpa pada tahun 2025.”

Rystad Energy memperkirakan garis waktu tersebut dapat meningkat paling cepat tahun depan jika prospek ekonomi makro jangka pendek mempercepat transisi energi.