Chevron dan Exxon Uji BBM Campuran Kedelai, Jadi Pesaing Mobil Listrik

ANTARA FOTO/REUTERS/Lucy Nicholson/WSJ/cf
Lucy Nicholson Harga bahan bakar di atas 8 dolar diiklankan di sebuah stasiun pengisian bahan bakar Chevron di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Senin (30/5/2022).
20/4/2023, 14.07 WIB

Dua perusahaan minyak ternama asal Amerika Serikat atau AS, Chevron dan Exxon, sedang menguji campuran bensin terbarukan. Campuran itu disebut bisa menurunkan emisi hasil pembakaran BBM dari mobil konvensional. 

Jika rencana yang dipromosikan oleh Chevron dan Exxon itu berjalan secara komersial, maka dapat berpotensi memperpanjang umur pasar bensin sekaligus menjadi pesaing sentral dalam pengadaan kendaraan listrik. Mereka mengungkapkan bensin terbarukan itu terbuat dari kedelai atau bahan baku non-fosil lainnya.

Chevron dan Exxon juga telah melaksanakan uji coba bensin terbarukan dengan kemitraan produsen mobil, yakni Toyota Motor. Campuran BBM tersebut dapat diaplikasikan pada mobil dan stasiun pengisian eksisting yang ada di AS.

Presiden Produk Chevron Regional Amerika, Andy Walz, mengatakan langkah perusahaan untuk memproduksi bensin terbarukan merupakan bagian dari upaya transisi dunia menuju bahan bakar yang lebih bersih. Walz menyebut bensin terbarukan bisa menjadi alternatif bahan bakar untuk kendaraan ringan atau light vehichles seperti mobil penumpang dan kendaraan niaga ringan.

"Kami benar-benar yakin harus ada alternatif untuk kendaraan tugas ringan. Elektrifikasi bukan satu-satunya jawaban," kata Walz, dikutip dari Reuters pada Kamis (20/4).

Uji coba itu tersebut dilakukan oleh Presiden AS, Joe Biden, pada minggu lalu saat pemerintah mengusulkan standar polusi baru untuk mendongkrak penjualan kendaraan listrik hingga dua pertiga dari penjualan kendaraan ringan AS pada 2032. Harga bensin terbarukan yang terjangkau akan bergantung pada dukungan kebijakan pemerintah. 

Chevron menyampaikan, butuh waktu bertahun-tahun hingga bahan bakar terbarukan tersedia di tiap-tiap stasiun pengisian. "Kami percaya ini akan membutuhkan bantuan pemerintah untuk dapat berjalan, dan mendapatkan skala keekonomian," kata Walz, mengacu pada insentif yang ada seperti yang disediakan untuk biodiesel dan diesel terbarukan.

Wakil Presiden Strategi dan Keberlanjutan Chevron, Balaji Krishnamurthy, mengatakan bahwa cara paling efisien untuk meningkatkan skala keekonomian bensin terbarukan adalah melalui harga karbon (carbon price). Harga karbon merupakan biaya yang telah ditetapkan untuk polusi karbon yang bertujuan mendorong para pencemar untuk mengurangi jumlah gas efek rumah kaca yang mereka hasilkan ke atmosfer.

Kebijakan harga karbon dapat mendorong masyarakat untuk lebih mengurangi kegiatan yang menghasilkan karbon. Misalnya, penggunaan sepeda sebagai pengganti motor pribadi, atau penggunaan transportasi umum ketimbang mobil pribadi.

"Tetapi tidak semua yurisdiksi siap untuk itu," kata Krishnamurthy.

Di sisi lain, Exxon mengatakan bahwa bensin terbarukan dapat mengurangi emisi sebanyak 75% dibandingkan dengan bensin konvensional.

 

 

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu