Pemerintah Indonesia dan Inggris menyepakati perpanjangan kerja sama program Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia alias MENTARI hingga 2027.
Pemerintah Inggris melalui Kementerian Keamanan Energi menyalurkan tambahan bantuan dana untuk meningkatkan proyek rendah karbon kepada Kementerian ESDM sebesar £ 6,5 juta atau sekitar Rp 135 miliar.
Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris, Graham Stuart, berharap dana tersebut bisa menjadi modal studi kelayakan dan bantuan teknis untuk menarik investasi proyek energi terbarukan.
Menurut Stuart, Pemerintah Indonesia harus mempercepat eksploitasi energi terbarukan sebagai modal awal menuju transisi energi. "Supaya Indonesia dapat memanfaatkan potensi penuh dari energi surya, angin, laut dan panas buminya," kata Stuart di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (4/8).
Lebih lanjut, kata Stuart, percepatan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia dapat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi lewat pembukaan lapangan kerja baru dan masuknya investasi asing.
Dia melanjutkan, mayoritas negara Eropa saat ini gencar memperhitungkan peluang investasi pada negara yang memproduksi energi bersih. Menurut Stuart, sebagian besar perusahaan internasional sedang berburu energi bersih untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik pabrik.
Hal itu bertujuan untuk menghindari pajak karbon atas emisi karbon yang ditimbulkan dari proses pembuatan produk yang dihasilkan. "Perusahaan akan berhenti datang dan Indonesia akan kehilangan investor jika tidak memproduksi energi bersih," ujar Stuart.
Pada kesempatan yang sama, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan program kerja sama MENTARI telah membantu Indonesia untuk menghasilkan sejumlah kerangka kebijakan dan peraturan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan domestik.
Selain itu, program kolaborasi bilateral tersebut berhasil mewujudkan proyek percontohan dua pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur.
Proyek yang diresmikan pada 24 Agustus 2022 itu kini dapat menghadirkan listrik untuk 200 rumah tangga di desa Mata Redi dan Mata Woga, dengan masing-masing kapasitas PLTS terpusat 60 kilowatt peak (kWp) dan 35 kWp.
"Indonesia sangat mengapresiasi dukungan Inggris melalui Program MENTARI untuk mempercepat transisi energi di Indonesia," kata Arifin.
Lebih lanjut, MENTARI menandatangani kesepakatan dengan PT Brantas Energi untuk mendukung proyek tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) milik PT Brantas Energi dengan total kapasitas 7 megawatt (MW) pada 28 Maret 2023.
MENTARI juga membantu PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dalam pengembangan proyek energi terbarukan dengan mengurangi risiko pendanaan dan meningkatkan bankability-nya. MENTARI akan mendorong PT SMI untuk meningkatkan portofolio proyek energi terbarukan dari 8,3% menjadi 15%.
Skema pendanaan campuran akan mencakup komponen hibah, yang jumlahnya bisa mencapai 20% dari total belanja modal dan fasilitas pinjaman dari PT. SMI.
Sebagai informasi, Program MENTARI dilaksanakan pada periode 2020 - 2024 dan merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Kementerian ESDM dan the Foreign and Commonwealth Office di bidang kerja sama pengembangan energi rendah karbon.