KTT G20 India Sepakat Kapasitas EBT Global Naik 3 Kali Lipat pada 2030

ANTARA FOTO/REUTERS/Alexandros Avramidis/rwa/cf
Panel surya digunakan untuk memproduksi energi terbarukan terlhat saat acara peluncuran taman fotovoltaik di dekat Kozani, Yunani, Rabu (6/4/2022).
Penulis: Happy Fajrian
11/9/2023, 15.06 WIB

Para pemimpin G20 pada pertemuan puncak di India, Sabtu (9/9) sepakat untuk meningkatkan kapasitas energi baru terbarukan atau EBT hingga tiga kali lipat level saat pada 2030 dari level saat ini dan mengurangi kapasitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara secara bertahap.

Meski begitu kelompok ini memiliki perbedaan pendapat mengenai komitmen untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca, dan meningkatkan target energi terbarukan.

Salah satu poin penting tersebut yaitu usulan negara-negara barat untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan pada 2030 dan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 60% pada 2035.

“Rusia, Cina, Arab Saudi dan India menentang usulan ini dalam pertemuan tingkat sherpa,” kata tiga pejabat negara G20 seperti dikutip dari Reuters pada Senin (11/9).

Deklarasi yang diadopsi oleh para pemimpin G20 pada hari pertama pertemuan puncak dua hari di New Delhi tidak menyebutkan pengurangan emisi rumah kaca. Dikatakan bahwa negara-negara anggota akan mengejar dan mendorong upaya untuk melipatgandakan kapasitas EBT secara global sejalan dengan keadaan nasional pada 2030.

Negara-negara anggota G20 bersama-sama menyumbang lebih dari 80% emisi global dan upaya kumulatif kelompok tersebut untuk melakukan dekarbonisasi sangat penting dalam perjuangan global melawan perubahan iklim.

Pembicaraan mengenai perubahan iklim pada KTT Uni Emirat Arab akan diawasi dengan ketat oleh dunia menjelang KTT iklim PBB COP28 di Uni Emirat Arab pada akhir tahun ini.

G20 telah sepakat bahwa keadaan nasional akan diperhitungkan dalam penghentian penggunaan tenaga batu bara secara bertahap, namun tidak menyebutkan pengurangan penggunaan minyak mentah, sehingga menunjukkan bahwa negara-negara seperti Arab Saudi yang kaya akan minyak akan menang dalam perundingan tersebut.

Mengenai penghentian penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap, deklarasi tersebut mengatakan bahwa para pemimpin menyadari pentingnya untuk mempercepat langkah-langkah yang akan membantu transisi ke sistem energi rendah emisi.

“Termasuk mempercepat upaya menuju penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap, sejalan dengan kondisi nasional,“ tulis deklarasi KTT G20 India.

Blok tersebut gagal mencapai konsensus dalam pertemuan tingkat menteri sebelumnya mengenai lingkungan dan energi. Deklarasi tersebut juga tidak berkomitmen untuk mencapai komitmen net zero lebih cepat dari 2050, sesuatu yang didorong oleh negara-negara G7.

Sebaliknya, deklarasi tersebut berbunyi: “kami menegaskan kembali komitmen kami untuk mencapai nol emisi gas rumah kaca/netralitas karbon global pada atau sekitar pertengahan abad ini, dengan tetap mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan terkini dan sejalan dengan kondisi nasional yang berbeda-beda”.

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.