Vitol akan meluncurkan kapal tanker khusus bahan bakar nabati pada awal 2024. Mereka akan menawarkan berbagai campuran biofuel melalui anak perusahaannya V-Bunkers dan Vitol Bunkers, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (24/10).

Langkah ini dilakukan ketika tanker biofuel mendapatkan daya tarik dan minat pasar di Singapura yang menjadi pusat tanker terbesar di dunia. Hal ini dilakukan di tengah upaya industri maritim untuk melakukan dekarbonisasi dan beralih dari bahan bakar energi fosil. 

“Seiring dengan peningkatan industri pelayaran dalam upaya mencari solusi dekarbonisasi, kapal tongkang yang dapat mengirimkan bahan bakar bunker dengan konsentrasi biofuel yang jauh lebih tinggi merupakan langkah nyata ke arah yang benar,” kata Mike Muller, kepala Vitol Asia, dikutip dari Reuters, Selasa (24/10).

Mulai awal 2024, Vitol akan dapat menawarkan berbagai campuran biofuel, termasuk B24, B30, dan hingga B100, berdasarkan permintaan pelanggan.

Muller mengatakan, tongkang IMO Tipe 2 pertama yang dipesan oleh V-Bunker akan dikirimkan pada Januari, disusul beberapa lainnya sepanjang tahun 2024, kata Vitol. Kapal-kapal ini juga dapat ditingkatkan untuk memasok metanol.

Saat ini, semua kapal yang mengirimkan bahan bakar bunker di Singapura adalah kapal tanker minyak. Kapal tersebut hanya diperbolehkan memasok bahan bakar laut yang dicampur biofuel dengan konsentrasi hingga 25%.

Permintaan Biofuel Meningkat

Data dari Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura. menyatakan total penjualan bahan bakar laut campuran biofuel di Singapura melampaui 300.000 ton tahun ini. Angka tersebut dua kali lipat lebih besar dari total volume 2022.

Semua pemasok bunker berlisensi dan operator kapal bunker juga diwajibkan untuk menerbitkan bukti keberlanjutan berupa nota pengiriman bunker ketika biofuel dipasok di Singapura.

Di tengah ekspektasi penyerapan yang lebih tinggi, Organisasi Maritim Internasional juga telah mengeluarkan pedoman sementara mengenai biofuel mulai Oktober tahun ini.

Sementara itu berdasarkan data yang dihimpun Energy Institute, Indonesia tercatat sebagai produsen biofuel terbesar ketiga secara global pada 2022. Produksi biofuel Indonesia tahun itu mencapai 174 ribu barel setara minyak per hari (barel oil equivalent per day/BOEPD).