Pemerintah Targetkan Kembangkan PLTA hingga 72 GW pada 2060

ANTARA FOTO/Jojon/nym.
Dua petugas berbincang di tangga pantau PLTA Balambano di Desa Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (29/7/2023). PLTA Balambano yang dibangun oleh PT VALE Indonesia Tbk memanfaatkan aliran sungat dari tiga danau yakni Matano, Mahalona, dan Towuti sehingga mampu menghasilkan daya listrik sebesar 110 megawatt dan 10 megawatt untuk disalurkan di masyarakat sekitar.
31/10/2023, 13.30 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menargetkan pengembangan pembangkit listrik tenaga air atau PLTA mencapai lebih dari 10 Gigawatt (GW) pada 2030. PLTA tersebut akan ditingkatkan lebih lanjut mencapai 72 GW sampai 2060.

"Sementara, untuk pumped storage akan mencapai 4,2 GW," ujar Arifin melalui keterangan resmi, Selasa (31/10).

Arifin mengatakan, pengembangan PLTA perlu dilakukan mengingat Indonesia memiliki potensi tenaga hidro sebesar 95 GW. Sementara saat ini kapasitas yang terpasang telah mencapai 6,7 GW.

Dia mengatakan, pemerintah saat ini memprioritaskan pengembangan transmisi super grid untuk meningkatkan konektivitas antarpulau. Pemerintah juga mendorong pemanfaatan sumber energi hidro dan energi terbarukan lainnya di Indonesia.

"Tenaga hidro adalah salah satu energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai baseload dan juga sebagai solusi bagi intermitensi dari variabel energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, pada jaringan listrik," tutur Arifin. 

Saati ini,Arifin mengatakan, terdapat beberapa pembangunan proyek PLTA  yang tengah berlangsung di Indonesia yaitu sebagai berikut:

1.PLTA Jatigede berkapasitas 110 Megawatt (MW)

2.PLTA Asahan berkapasitas 174 MW, yang ditargetkan mencapai Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2024.

3.PLTA Peusangan 1 dan 2 berkapasitas 88 MW

4.PLTA Merangin berkapasitas 350 MW yang akan COD pada 2025

5.PLTA Batang Toru barkapasitas 520 MW yang akan COD pada tahun 2026.

"Untuk meningkatkan peran tenaga hidro pada sistem kelistrikan, Indonesia juga mengembangkan pumped storage pertama, Upper Cisokan yang berkapasitas 1.040 MW, yang memanfaatkan aliran air Sungai Cisokan, Jawa Barat," ujar Arifin.

Pemerintah juga berencana untuk mengambangkan industri hijau di Kalimantan, dengan memanfaatkan tenaga hidro. Terdapat dua proyek tenaga hidro berskala besar yang sedang disiapkan.

Pertama, PLTA Kayan dengan kapasitas 9.000 MW, yang akan menyuplai listrik untuk industri manufaktur. Selanjutnya adalah PLTA Mentarang berkapasitas 1.375 MW yang akan memberikan suplai listrik untuk industri.

"Dengan memanfaatkan potensi besar tenaga hidro yang berlokasi di Papua, Pemerintah berencana untuk membangun area industri hidrogen hijau, yang akan dibangun di beberapa lokasi potensial, yakni Memberamo 1 (5.695 MW), Memberamo 2 (933 MW), dan Edi Valen (630 MW)," kata Arifin.

Pemerintah Indonesia berencana menambah kapasitas pembangkit listrik sekitar 40,6 ribu megawatt (MW) sepanjang periode 2021-2030. Hal itu tercatat dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

 

Tambahan 40,6 ribu MW itu diproyeksikan berasal dari penambahan kapasitas pembangkit listrik milik PLN, swasta/independent power producer (IPP), serta kerja sama PLN dengan pihak lain.

Adapun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) memiliki rencana penambahan kapasitas paling besar.

Reporter: Nadya Zahira