Green Refinery Kilang Cilacap Produksi Bahan Bakar Nabati Bioavtur-SAF

PT Kilang Pertamina Internasional
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memproduksi bahan bakar dengan komponen nabati adalah Bioavtur – Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Green Refinery Kilang Cilacap.
Penulis: Nadya Zahira
2/11/2023, 21.27 WIB

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengembangkan produk-produk hasil olahan kilang yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya dengan menggunakan produk kilang berbahan bakar dengan komponen nabati yakni Bioavtur - Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Green Refinery Kilang Cilacap.

Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan target bauran energi baru terbarukan (EBT) pada 2025. Menurut dia, bahan bakar Bioavtur-SAF memiliki potensi paling besar dalam upaya mengurangi emisi karbondioksida (CO2) di industri penerbangan sipil. 

“Ini menjadi jawaban atas tantangan terhadap KPI tentang produk ramah lingkungan, berkelanjutan, dan target nol emisi karbon,” ujar Taufik melalui keterangan resmi, Kamis (2/11).

Lebih lanjut, Bioavtur-SAF sudah memenuhi standar internasional untuk spesifikasi Avtur ASTM D 1655, Defstan 91-91 latest issued, serta SK Dirjen Migas No.59 K Tahun 2022. Bioavtur-SAF disebutkan telah melalui Uji Ground Round dan Flight Test SAF pada mesin jet CFM56-7B di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten pada 27 Oktober lalu.

Hal itu diungkapkan Taufik saat melakukan media visit bersama awak media di unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) Green Refinery RU IV Cilacap, Kamis (2/11).

Untuk diketahui, Green Refinery RU IV Cilacap dikembangkan sejak Februari 2022. Unit ini mampu memroduksi produk rendah emisi gas rumah kaca. Produk utama unit ini adalah Green Diesel dengan bahan baku 100% terbarukan dan memiliki kandungan sulfur lebih baik dari Euro V. 

“Kami juga telah memroduksi Bioavtur-SAF dengan kandungan renewable 2.4% dan kapasitas 9 KBPD melalui metode co-processing,” ujarnya. 

Selain itu, Bioavtur-SAF produksi Kilang Pertamina ini juga telah memenuhi kriteria kerangka kerja (framework) global di antaranya CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) oleh International Civil Aviation Organization, RefuelEU/Fit55 oleh Uni Eropa, EU/UK Emission Trading, dan Tax Credit IRA USA.

Masing-masing framework tersebut memiliki persyaratan ketat dalam hal kriteria sustainability . Mulai dari jenis feedstock, proses produksi sehingga pengembangan Bioavtur-SAF di Indonesia harus benar-benar melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan sesuai dengan sumber daya yang tersedia di Indonesia.

Kilang Cilacap merupakan kilang terintegrasi yang sejalan dengan transisi energi. Kilang itu saat ini telah menyelesaikan proyek green refinery phase 1 dan akan dikembangkan dengan phase 2 yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO).

“Saat ini 3 KBPD menjadi 6 KBPD, serta kemampuan untuk meningkatkan komponen nabati pada SAF dari 2,4% menjadi 100%,” kata dia.

Selain itu, Taufik menuturkan pengembangan kilang Cilacap juga memungkinkan kilang untuk mengolah berbagai jenis feedstock antara lain Crude Palm Oil (CPO), Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dan Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah. 

Sebagai informasi, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) merupakan anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social & Governance). 

Reporter: Nadya Zahira