Presiden Joko Widodo akan meningkatkan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata dari 192 Megawatt peak (MWp) menjadi 500 MWp. Peningkatan kapasitas PLTS tersebut bekerja sama dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab, Masdar.
Hal itu dikatakan Jokowi saat meresmikan PLTS Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11). Dia mengatakan, sudah membicarakan rencana peningkatan kapasitas tersebut dengan Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab, Thani Bin Ahmed Al Zeyoudi.
"Tadi saya sudah bicara dengan Menteri Thani, bahwa ini akan ditingkatkan lagi mungkin di angka kurang lebih 500 MWp," ujarnya.
Sebelumnya, Masdar telah berkolaborasi dengan sub holding PLN, PLN Nusantara Power, untuk membangun tahap awal PLTS terapung Cirata dengan kapasitas 192 MWp. Adapun saham yang dimiliki oleh PLN sebesar 51 persen, dan Masdar 49 persen.
Selanjutnya, Jokowi mengatakan, kapasitas PLTS Terapung Cirata bisa terus dikembangkan hingga maksimal 1.000 MWp. Jokowi berharap pembangunan sumber energi terbarukan akan semakin banyak di Indonesia baik itu tenaga surya, hidro, geothermal, maupun tenaga angin.
"Saya kira kalau terus secara konsisten kita laksanakan seperti ini akan sangat baik," ujarnya.
Dia mengaku saat ini sudah banyak investor yang antre untuk membangun pembangkit listrik energi terbarukan di Indonesia. Namun, dirinya ingin fokus mengerjakan proyek tersebut satu per satu.
"Satu-satu selesai, bisa ditingkatkan lagi, tidak semua kita terima," ujarnya.
Jokowi mengatakan, selanjutnya akan ada proyek pembangkit listrik energi terbarukan dengan kapasitas lebih besar yaitu tenaga hidro. Namun demikian, negosiasi proyek tersebut belum selesai.
"Negosiasinya belum final, jadi saya tidak mau bilang dulu," ujarnya.
Alirkan Listrik ke Jawa-Bali
Sementara itu, Dirut PLN Darmawan Prasodjo mengatakan jika energi listrik 192 MWp yang didapatkan dari PLTS terapung Cirata akan langsung disambungkan ke gardu induk PLN. Artinya, listrik yang dihasilkan dari PLTS terapung Cirata akan dinikmati oleh konsumen listrik di Jawa dan Bali, baik rumah tangga maupun industri.
“Yang tadinya dari PLTS terapung Cirata ini 20 ribu volt, kemudian kami sambungkan ke gardu induk dan kami naikkan jadi 150 ribu volt dan masuk ke transmisi Jawa-Bali,” ujarnya.
Dia mengatakan, PLTS Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun sejak 2021. Pembangunan proyek ini merupakan bentuk kolaborasi global antara PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power dan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar. Adapun saham yang dimiliki PLN sebesar 51 persen dan Masdar 49 persen.
Darmawan mengatakan, PLTS Terapung Cirata memiliki luas 200 hektare. Panel Surya terapung ini dibangun di atas Waduk Cirata yang berlokasi di tiga Kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat.
PLTS ini terdiri dari 13 pulau atau arrays dengan lebih dari 340 ribu panel surya yang dapat menghasilkan listrik untuk disalurkan ke lebih dari 50 ribu rumah. Ribuan tenaga kerja dan UMKM lokal pun ikut menjadi bagian dari pembangunan proyek ini.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan potensi PLTS terapung yang dapat dikombinasikan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) eksisting mencapai 12.055 megawatt (MW). Potensi itu tersebar di 28 lokasi dari Sumatera hingga Papua.
Potensi PLTS terapung terbesar ada di tiga wilayah Sumatera yang mencapai 7.150 MW. Potensi PLTS terapung mencapai 2.919 MW di enam wilayah Sulawesi.