Administrasi Energi Nasional (NEA) Cina akan meluncurkan serangkaian proyek percontohan untuk memacu produksi dan konsumsi biodiesel negara tersebut. Cina diperkirakan akan memproduksi 1,9 miliar liter biodiesel tahun ini.
Kurangnya dukungan membuat konsumsi biodiesel yang rendah karbon di Cina masih rendah bila dibandingkan Uni Eropa dan Amerika Serikat. Biodiesel tersebut terbuat dari minyak sawit dan minyak goreng bekas (used cooking oil/UCO)
NEA mendesak NEA mendesak pemerintah daerah untuk melaksanakan proyek percontohan di beberapa bidang industri biodiesel. Lembaga tersebut juga menyarankan pemerintah daerah untuk memberikan dukungan keuangan.
Dalam sebuah dokumen yang dikeluarkan pada hari Senin, NEA mendesak pemerintah daerah untuk melaksanakan proyek percontohan di beberapa bidang industri biodiesel, dan menyarankan pemerintah daerah untuk memberikan dukungan keuangan.
“Kami akan memperluas skenario penerapan biodiesel dalam negeri,” kata NEA dalam dokumen yang dikutip dari Reuters, Selasa (21/11).
Proyek percontohan ini bertujuan untuk mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan yang dapat direplikasi. Upaya tersebut mencakup integrasi rantai pasokan bahan baku UCO dan distribusi bahan bakar di pompa bensin jalan raya.
Pemerintah Cina juga berjanji untuk mendorong penyertaan biodiesel dalam mekanisme pengurangan emisi nasional yang bersifat sukarela dan tersertifikasi.
Biodiesel yang dihasilkan dari UCO memiliki kandungan energi yang sedikit lebih rendah dibandingkan bahan bakar diesel, namun mampu mengurangi polusi gas rumah kaca sebanyak 83%, berdasarkan sebuah studi pada tahun 2022 yang dilakukan oleh Argonne National Laboratory di Amerika Serikat.
Meskipun Tiongkok diperkirakan akan memproduksi 1,9 miliar liter biodiesel tahun ini, permintaan dalam negeri diperkirakan hanya akan mencapai 40% dari jumlah tersebut, menurut data dari Departemen Pertanian AS (USDA).
Tiongkok belum mengumumkan mandat pencampuran biodiesel, dan hanya pemerintah daerah Shanghai, pusat keuangan Tiongkok, yang menawarkan subsidi untuk produksi biodiesel, kata USDA dalam laporan bulan September.
Terbatasnya penggunaan biodiesel dan bahan bakar penerbangan berkelanjutan dalam negeri, memungkinkan Tiongkok mengekspor UCO dalam jumlah besar ke Amerika Serikar da Eropa. Kedua negara reesebut telah menerapkan kebijkan subsidi dan aturan untuk mencampurkan bahan bakar minyak dengan bahan bakar nabati.