Asia Pulp & Paper Targetkan Penggunaan PLTS 30 MW

Xurya
Ilustrasi penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap pada gedung dan industri.
Penulis: Nadya Zahira
28/11/2023, 12.52 WIB

Unit usaha Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) menyatakan akan meningkatkan penggunaan energi bersih, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dalam operasionalnya.  Perusahaan menargetkan penggunaan energi dari PLTS bisa mencapai 30 Megawatt (MW) pada 2025. 

Chief Sustainability Officer of Asia Pulp and Paper (APP) Elim Stibata mengatakan, saat ini perusahaan sudah memasang PLTS dengan kapasitas sekitar 18 Megawatt (MW) di beberapa lokasi pabriknya.  “Secara keseluruhan memang kalau di pabrik kertas dan tisu ini energi efisiensi itu yang menjadi fokus, kami akan terus dorong penggunaan PLTS ini di operasional pabrik kami,” ujarnya dalam acara Energy Corner, CNBC Indonesia TV, yang disiarkan secara daring, Selasa (28/11). 

Elim mengatakan, APP hingga saat ini sudah menggunakan energi bersih sebesar 60% yang meliputi penggunaan PLTS, penggunaan limbah, hingga solar panel dalam operasionalnya. Menurut dia, hal ini dilakukan untuk menciptakan pemakaian listrik yang ramah lingkungan. 

Namun, implementasi energi bersih untuk listrik yang lebih ramah lingkungan tersebut memiliki sejumlah tantangan. Salah satunya adalah masalah teknologi. Pasalnya, proses produksi pulp dan kertas membutuhkan teknologi yang cukup canggih sehingga memerlukan energi yang cukup besar. 

“Jadi teknologi canggih itu sebagian masih ada yang tersisa memakai batu bara. Memang dalam transisi menuju renewable energy kalau kita katakan 100% itu agak sulit dengan teknologi yang ada sekarang,” kata dia. 

Selain itu, penggunaan teknologi yang canggih dan ramah lingkungan memerlukan biaya investasi yang sangat besar, “Untuk melakukan transisi energi ini memang membutuhkan waktu, apalagi teknologinya juga mahal,” ujarnya. 

Pemanfataan PLTS Atap Meningkat Hingga 26%

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan pemanfaatan PLTS Atap di Indonesia meningkat signifikan hingga 26%, dari jumlah pelanggan sebanyak 5.926 pada Juli 2022 menjadi 7.472 pelanggan per Juli 2023.

Direktur Aneka Energi Baru, dan Energi Terbarukan (EBT) Kementerian ESDM Feby Misna mengatakan, dari jumlah pelanggan tersebut, sebanyak 2.692 pelanggan PLTS Atap rumah tangga berada di Jawa Barat dan Banten, sementara sebanyak 1.732 PLTS Atap rumah tangga berada di DKI Jakarta.

Menurut dia, jumlah pelanggan PLTS Atap tersebut akan terus tumbuh seiring kemudahan yang dihadirkan pemerintah melalui rencana pemberian insentif berupa penghapusan biaya kapasitas. Namun, ia tak menyebutkan secara rinci seperti apa mekanisme pemberian insentif kepada pelanggan, karena saat ini Peraturan Menteri terkait PLTS Atap masih dalam tahap finalisasi.

“Peningkatan ini setidaknya pada tahun 2025 Indonesia dapat menurunkan target emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 358 juta ton CO2e, ini dimulai dari DKI Jakarta,” ujar Feby kepada Antara, dikutip Selasa (5/9).

Feby berharap target pemerintah untuk bisa mengembangkan PLTS Atap sebesar 3,61 giga watt (GW) atau realisasi bauran sebesar 23% pada tahun 2025 dapat tercapai.

Reporter: Nadya Zahira