PT Pertamina Geothermal (PGE) mengumumkan kemitraan lapangan panas bumi Suswa dengan Geothermal Development Company (GDC), dan salah satu pemegang saham PGE, Masdar. Joint statement ini diumumkan oleh Presiden Republik Kenya H.E. William Ruto.
Adapun tujuan dari joint statement ini adalah untuk mengakselerasi pengembangan lapangan panas bumi Suswa. Infrastruktur awal proyek ini akan segera dimulai.
“Kemitraan yang memiliki nilai investasi US$ 1,2 miliar ini ditujukan untuk pengembangan 300 MW tenaga panas bumi pada 2030. Infrastruktur awal proyek ini pun akan segera dimulai,” ujar H.E. William Ruto dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (6/12).
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk., Julfi Hadi, PGE aktif menjalin kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan guna mengakselerasi pengembangan panas bumi. PGE aktif bekerja sama dengan lembaga keuangan yang berfokus pada ESG untuk membiayaiproyek-proyek baru panas bumi,
“PGE juga menjajaki pengaturan baru guna memasok listrik ramah lingkungan kepada pelanggan yang dapat membuat listrik panas bumi lebih mudah diakses,” kata Julfi.
Dia mengatakan, panas bumi berkembang menjadi energi terbarukan yang paling potensial untuk mengurangi karbonisasi sektor industri di Indonesia. Hal itu karena panas bumi memiliki ketersediaan terbaik di antara energi terbarukan lainnya serta dapat dikontrol.
"Selain itu dengan potensinya yang sangat besar di Indonesia, panas bumi mampu menjadi baseload hijau untuk sektor industri, sebagai sumber energi terbarukan strategis yang utama,” ujarnya.
Indonesia Special Envoy for Global Blended Finance Alliance (GBFA), Mari Elka Pangestu, mengungkapkan potensi panas bumi Indonesia yang sangat besar menjadi faktor krusial dalam mengupayakan dekarbonisasi terhadap sektor pembangkit listrik dan industri nasional.
“Tentunya kolaborasi dan investasi terutama dari sektor swasta diperlukan dalam mendorong percepatan dekarbonisasi di berbagai sektor. Maka disinilah mekanisme blended finance perlu diimplementasikan,” ujar Mari.
Menurut laporan Renewable Energy Statistics 2023 dari Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), kapasitas energi baru-terbarukan (EBT) Indonesia merupakan yang terbesar kedua di Asia Tenggara pada 2022. Kapasitas EBT Indonesia pada 2022 tercatat mencapai 12,6 ribu megawatt (MW), setara 12,28% dari total kapasitas EBT Asia Tenggara yang mencapai 102,62 ribu MW.
Menurut IRENA, mayoritas kapasitas EBT Indonesia pada 2022 berupa hydropower atau tenaga air, yakni 6,68 ribu MW atau 53,08% dari total kapasitas nasional.
Kapasitas EBT Indonesia berikutnya berasal dari bioenergy (24,5%), geothermal atau energi panas bumi (18,72%), solar energy alias energi surya (2,48%), dan wind energy atau tenaga angin (1,22%).