Progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan berkapasitas Mega Watt (MW) telah mencapai 37 persen. Pembangunan PLTA di Kalimantan Utara tersebut ditargetkan rampung 2027.
Kegiatan pembangunan PLTA Kayan dilaksanakan secara konsorsium oleh perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT PLN (Persero).
“Progres terus kami pantau karena proyek investasi swasta ini akan berdampak besar pada banyak sektor kehidupan masyarakat,” kata Wakil Bupati Bulungan, Ingkong Ala, Kamis di Tanjung Selor, seperti dikutip dari Antara, Kamis (14/12).
Ia mengaku sudah melakukan pemantauan progres pembangunan PLTA pekan lalu. Progres pembangunan PLTA sudah signifikan meliputi bendungan tahap satu, jalan akses, dan bangunan pelengkap lainnya.
Secara rinci, pembangunan bendungan satu telah mencapai 45 persen, pembangunan jalan akses telah mencapai 35 persen, dan pembangunan bangunan pelengkap lainnya juga mencapai 25 persen.
Ingkong Ala mengatakan, investor PLTA sudah melakukan tahap peledakan di lokasi konstruksi bendungan. Investor juga sudah mendapatkan sejumlah izin dari Pemerintah RI untuk melakukan kegiatan investasinya.
Menurut dia, sebanyak 600 orang pekerja lokal terlibat dalam proyek ini. Jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 7.000 orang seiring pembangunan lima bendungan PLTA Sungai Kayan.
“Pembangunan PLTA ini kita harapkan selesai sesuai target yaitu pada 2027,” ujarnya.
PLTA Sungai Kayan diproyeksikan menopang kebutuhan energi listrik Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur.
Sejumlah negara memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Air (LPTA) dengan kapasitas produksi energi yang sangat besar. Menurut data yang dihimpun Power Technology, berikut 10 PLTA dengan kapasitas pembangkit terbesar di dunia sampai 2021:
- Three Gorges (Tiongkok): 22,5 GW
- Itaipu (Brasil/Paraguay): 14 GW
- Xiluodu (Tiongkok): 13,86 GW
- Belo Monte (Brasil): 11,23 GW
- Guri (Venezuela): 10,2 GW
- Tucurui (Brasil): 8,37 GW
- Grand Coulee (Amerika Serikat): 6,8 GW
- Xiangjiaba (Tiongkok): 6,44 GW
- Longtan (Tiongkok): 6,42 GW
- Sayano-Sushenskaya (Rusia): 6,4 GW
PLTA Three Gorges milik Tiongkok memegang rekor sebagai PLTA yang mampu menghasilkan energi listrik terbesar di dunia, yakni mencapai 22,5 gigawatt (GW). Energi sebesar itu setara dengan 125 kali energi yang dihasilkan oleh PLTA Asahan di Indonesia.
Bendungan PLTA Three Gorges juga berperan sebagai pencegah banjir sekaligus mendukung keperluan lalu lintas perairan, karena bendungan ini memiliki jalur khusus yang dapat dilewati oleh kapal-kapal feri.