Produksi pembangkit listrik tenaga bayu atau angin (PLTB) Eropa lampaui pembangkit batu bara untuk pertama kalinya pada kuartal IV-2023. Hal ini menandai tonggak penting bagi upaya transisi energi regional.
Berdasarkan data dari lembaga think tank Ember, perusahaan utilitas di Eropa menghasilkan rekor produksi sebesar 193 terawatt jam (TWh) listrik dari PLTB pada periode Oktober hingga Desember 2023. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan listrik berbasis pembangkit listrik batu bara sebesar 184 TWh.
Produksi listrik PLTB pada kuartal terakhir 2023 meningkat sekitar 20% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Hal ini terjadi di tengah kemunduran yang luas pada sektor instalasi PLTB pada 2023, karena tingginya biaya tenaga kerja, material, dan pembiayaan.
Pertumbuhan PLTB regional 2024 diprediksi makin melesat. Hal itu didukung kebijakan baru yang disetujui oleh anggota parlemen Eropa pada akhir 2023, di antaranya mengenai pembiayaan untuk produsen turbin dan jangka waktu perizinan yang lebih singkat bagi pengembang.
Bagaimana Nasib Pembangkit Listrik Batu Bara?
Secara khusus, produksi pembangkit listrik tenaga batu bara di Jerman, Polandia dan Turki akan menentukan apakah Eropa dapat memanfaatkan momentum transisi energi ini untuk menjauhi bahan bakar fosil. Tiga negara itu menyumbang sekitar setengah dari total pembangkit listrik tenaga batu bara di Eropa.
Tiga negara konsumen batu bara terbesar di Eropa ini telah mengurangi penggunaan batu bara dalam pembangkit listrik ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir, pada awal 2023. Hal itu dipengaruhi juga melemahnya aktivitas industri regional yang membatasi permintaan listrik secara keseluruhan.
Namun, masing-masing negara kemudian meningkatkan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara pada bulan-bulan terakhir 2023. Hal itu seiring dengan meningkatnya permintaan pemanas di musim dingin, meskipun secara keseluruhan pembangkit listrik tenaga batu bara di masing-masing negara masih jauh di bawah puncak sebelumnya.
Transisi energi di Eropa akan mendapatkan tantangan jika aktivitas manufaktur meningkat pada 2024. Peningkatan aktivitas industri otomatis akan meningkatkan konsumsi listrik secara keseluruhan dan kemungkinan besar akan memaksa mereka untuk meningkatkan produksi pembangkit berbahan bakar fosil serta sumber energi terbarukan.
Namun demikian, jika aktivitas industri regional tetap lesu pada 2024, maka permintaan energi secara keseluruhan akan tetap berada di bawah puncak sebelumnya. Momentum ini juga akan memungkinkan perusahaan listrik untuk terus meningkatkan proporsi listrik ramah lingkungan dalam bauran pembangkitan.
Momentum PLTB
Terlepas dari kondisi konsumsi dan aktivitas industri Eropa pada 2024, pengembang listrik diperkirakan akan meningkatkan pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga angin dan sambungan jaringan listrik pada 2024. Hal itu terutama di pasar-pasar utama seperti Jerman, Inggris, Spanyol, Prancis, dan Denmark.
Selain itu, beberapa tender pemerintah untuk kapasitas pembangkit listrik tenaga angin baru – baik di darat maupun di lepas pantai – diperkirakan akan dilakukan pada 2024. Itu setelah perjanjian kebijakan regional Uni Eropa ditandatangani tahun lalu menyusul kemunduran bisnis sektor pembangkit listrik tenaga angin.
Jerman merencanakan tender untuk kapasitas lepas pantai baru sebesar 8 gigawatt (GW) pada 2024, sementara Denmark diperkirakan akan memulai lelang untuk total proyek lepas pantai sebesar 9 GW tahun ini, menurut S&P Global.
Prancis juga akan meningkatkan jejak tenaga anginnya sekitar tahun mendatang melalui dukungan pembangunan dua PLTB terapung dengan kapasitas kolektif hingga 280 megawatt (MW) di lepas pantai selatan.
Ketika proyek-proyek mulai berjalan, pembangkit listrik tenaga angin di Eropa bisa memproduksi lebih dari 604 TWh yang dihasilkan sepanjang 2023. Ini akan membantu kawasan tersebut memperluas rangkaian ekspansi energi bersih tahunan yang kuat baru-baru ini.