Beda Cara Anies, Prabowo, Ganjar Kembangkan Bioenergi

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (tengah) menyampaikan pendapat disaksikan capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri) dan capres nomor urut satu Anies Baswedan saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Penulis: Rena Laila Wuri
11/1/2024, 08.55 WIB

Pasangan calon presiden dan wakil presiden alias capres – cawapres Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD mengungkapkan pandangan mereka soal pengembangan bioenergi di Indonesia.

Pengembangan sektor bioenergi menjadi salah satu strategi unggulan pemerintah untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca sesuai NDC dan transisi energi menuju Net-Zero Emissions (NZE).

Berikut pandangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD:

Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar

Tim Nasional Pemenangan Anies - Muhaimin alias Timnas Amin, Irvan Pulungan mengatakan transisi energi menjadi salah satu fokus utama. Melalui program ‘Indonesia Menuju EBT’  transisi energi akan dilakukan melalui diversifikasi energi termasuk bioenergi.

Pengembangan bioenergi tidak terbatas sumber nabati tertentu seperti sawit, tetapi diperluas. Ia mencontohkan program pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam peningkatan bauran energi terbarukan yang dicanangkan pada 2006.

Pak SBY melahirkan blueprint bahan dari nabati yang tidak hanya berfokus kepada sawit, tapi juga yang lain,” kata Irvan dalam diskusi bertajuk ‘Meneropong Bioenergi di Tangan Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029’, Rabu (10/1).

Selain bioenergi, pengembangan EBT akan dilakukan dengan memanfaatkan potensi alam lain seperti, hidro atau air hingga tenaga surya.

“Dalam hal ini, melibatkan seluruh unsur masyarakat dalam proses pembentukan kebijakan hingga implementasi, khususnya masyarakat rentan, perempuan, difabel, dan anak,” ujarnya.

Prabowo Subianto - Gibran Rakabumi Raka

Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo – Gibran, Drajad Hari Wibowo mengatakan capres dan cawapres yang diusung akan memperbanyak sumber bioetanol sebagai bentuk transisi energi bersih seperti singkong dan tebu.

"Pengembangan bioetanol dari singkong dan tebu ini sudah sering dikatakan Pak Prabowo, sejak terjun di politik. Singkong dan tebu sekaligus menuju kemandirian komoditas gula," ujarn Drajad.

Program itu melengkapi beberapa inisiasi yang sudah mulai berjalan seperti lumbung pangan atau food estate. Pengembangan bioetanol diharapkan bisa menjadikannya sebagai lumbung energi.

Drajad menuturkan pengembangan bioetanol akan membuka lapangan pekerjaan yang tinggi, sehingga nilai keekonomiannya bisa lebih cepat tercapai.

Prabowo - Gibran juga akan memperhatikan sumber energi bersih lain, seperti tenaga surya dan panas bumi, dengan mempertimbangkan daya saing ekonomi.

“Tetapi kami harus realistis, daya saing ekonomi energi panas bumi misalnya, relatif masih kalah. Oleh karena itu, kami menyiapkan skema pembiayaan APBN untuk itu," kata Drajad.

Ganjar Pranowo - Mahfud MD

Tim Pemenangan Nasional atau TPN Ganjar -  Mahfud MD, Agus Hermanto mengatakan ada program khusus mengenai energi baru terbarukan yakni penerapan desa mandiri energi.

Ganjar – Mahfud MD akan mengembangkan energi minihidro atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di desa-desa. “Yang lebih penting lagi mempercepat penerapan desa mandiri energi dengan EBT lokal,” kata Agus.

Pembangkit listrik tersebut memiliki skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai penggerak seperti saluran irigasi, sungai atau air terjun.

“Sumber energi minihidro banyak ditemukan di Kalimantan dan bisa dimanfaatkan. Contoh lainnya, energi surya atau matahari yang mudah dan cepat dimanfaatkan. Apalagi kalau nanti punya lithium battery sendiri, itu semakin lebih cepat dilaksanakan,” ujarnya.

Selain itu, energi berbasis kotoran hewan yang sudah diterapkan di salah satu wilayah di Jawa Tengah. Kotoran hewan ini bisa menjadi gas, dengan teknologi cukup sederhana.

Reporter: Rena Laila Wuri