Ada Pertamax Green, Konsumsi Biofuel Diprediksi Lampaui Target 2024

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Petugas bersiap melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax Green 95 saat peluncuran BBM tersebut di SPBU MT Haryono, Jakarta, Senin (24/7/2023). PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga resmi meluncurkan Pertamax Green 95 yakni BBM Pertamax dengan campuran bioetanol 5 persen dan dijual seharga Rp13.500 per liter dengan RON 95.
27/2/2024, 15.47 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengalokasikan kuota Bahan Bakar Nabati (BBN) atau biofuel sebanyak 13,4 juta Kilo Liter (KL) di tahun ini. Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo, menetapkan target tersebut lebih tinggi dari Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). 

“Di dalam RUEN menetapkan alokasi biofuel sebesar 12,5 juta KL, sedangkan pemerintah mengalokasikan 13,4 juta KL,” kata Edi di acara Seminar Tantangan Industri Bioenergi di Jakarta, Selasa (27/2).

 Dari alokasi tersebut, Edi berharap realisasinya bisa mencapai 12,5 hingga 13 juta KL di 2024. Ia yakin target tersebut bisa tercapai untuk meningkatkan peran bioenergi dalam bauran Energi Baru Terbarukan (EBT).  

Saat ini kontribusi bahan bakar organik ini cukup besar yakni hampir 7,7%. Sedangkan pada 2025, alokasi biofuel akan semakin tinggi yaitu mencapai 13,9 juta Kiloliter (KL).

Kuota 13,9 juta KL di 2025 mencakup biodiesel, bioethanol, dan bahan bakar nabati lain. Target alokasi ini tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). 

“Namun selama ini kan realisasinya melebihi target RUEN, jadi kami harapkan targetnya demikian,” ucapnya.

Edi mengatakan, alokasi biofuel di tahun depan bisa saja berbeda karena tergantung Direktorat Jenderal (Ditjen) Migas Kementerian ESDM. Pasalnya, kebutuhan biofuel sering bersifat dinamis.

"Misalnya saja saat ini pemanfaatan bioetanol, yakni Pertamax Green 95, rencananya akan ditingkatkan dengan memperluas penjualannya tidak hanya di 15 SPBU," ujarnya. 

Realisasi Pemanfaatan Biodiesel 2023

Sebelumnya, Plt. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, mengatakan realisasi pemanfaatan biodiesel untuk domestik mencapai 12,2 juta kilo liter (KL) pada 2023. Realisasi tersebut melampaui 114,5% dari target yang ditetapkan sebesar 10,65 juta KL.

“Peningkatan pemanfaatan biodiesel ini merupakan langkah penting untuk mewujudkan ketahanan energi nasional dan mengurangi emisi gas rumah kaca," kata Jisman pada saat konferensi pers capaian kinerja subsektor EBTKE tahun 2023 di Jakarta, Kamis (18/1).

Dalam rangka pencapaian target bauran 23% EBT di tahun 2025 dan NDC di 2030, Jisman menjabarkan beberapa program strategis Ditjen EBTKE tahun 2024 sebagai berikut:

  1. Penambahan kapasitas PLT EBT sebesar 730,6 MW,
  2. Pemanfaatan biodiesel 12,5 juta KL,
  3. Penurunan emisi GRK sebesar 142 juta ton CO2e
  4. PNBP sebesar Rp 2,15 Triliun (Panas Bumi) dan Rp 16,5 Miliar (BLU BBSP)
  5. Investasi sebesar 2,62 Miliar USD
  6. TKDN subsektor EBTKE meliputi PLTA (70%), PLTS (40%), PLTBio (40%), dan PLTP (35%)
  7. Penurunan intensitas energi final sebesar 0,8SBM/Miliar Rupiah
  8. Realisasi anggaran sebesar 99%
  9. Intensitas energi primer sebesar 133,8 SBM/Miliar Rupiah
  10. Potensi Terukur EBT sebesar 150 MW melalui survey dan kajian yang dilakukan oleh BLU BBSP KEBTKE
  11. Pembangunan infrastruktur EBTKE berbasis APBN, dengan rencana pengembangan yaitu PLTS Terpadu 12 unit, PLTMH 5 unit, PLTM dengan skema multi years contract 1 unit, dan revitalisasi pembangkit EBT sebanyak 5 unit.



Reporter: Rena Laila Wuri