PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dengan kapasitas 40 Megawatt peak (MWp) pada tahun ini.
Direktur Health, Safety, and Environment Harita Nickel Tonny Gultom mengatakan kapasitas 40 MWp tersebut merupakan tahap awal dari target pembangunan PLTS atap perseroan yang sebesar 300 MWp. PLTS atap ini diharapkan menjadi upaya transisi energi untuk mengurangi emisi karbon.
“Jadi PLTS yang 40 Megawatt Peak (MWp) akan kita bangun tahun ini. Sebesar 40 MWp itu dari rencana 300 MWp,” ujar Tonny dalam kegiatan Mining for Journalist Workshop ke-2 di Cerita Rasa Nusantara, Jakarta, Kamis (29/2).
Rencananya PLTS itu akan ditempatkan di atap pabrik milik perseroan. Perseroan juga berencana membangun PLTS di atas lahan bekas tambangnya.
Ia melanjutkan, pembangunan PLTS Atap ini membutuhkan investasi yang cukup mahal apabila dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). “Karena satu Megawatt itu membutuhkan lahan sekitar 1 hektare," ujar Tonny.
Harita Nickel menargetkan pembangunan PLTS Atap sebesar 300 MWp sebagai upaya mengurangi emisi karbon untuk mendukung Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060.
Tonny memperkirakan pembangunan PLTS atap membutuhkan investasi US$1 juta sampai US$1,5 juta per 1 MWp. Alhasil, untuk pembangunan kapasitas 300 MWp dapat mencapai US$ 300 juta hingga US$ 450 juta atau sekitar Rp4,5 triliun sampai Rp6,75 triliun.
Pasokan energi Harita Nickel saat ini masih didominasi PLTU batu bara sebagai energi untuk mendukung operasional bisnis, baik dalam sektor pertambangan maupun hilirisasi. Namun, secara bertahap perusahaan berusaha mengurangi penggunaan PLTU sehingga tidak ada lagi PLTU yang dioperasikan pada 2060.