Pemerintah menawarkan sejumlah insentif bagi pengguna Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap melalui Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 Tahun 2024. Insetif tersebut akan menguntungkan terutama bagi pengguna industri.
Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna, mengatakan setidaknya terdapat dua insentif yang diberikan untuk pengguna PLTS atap setelah diterbitkannya aturan baru tersebut.
Insentif Pertama yaitu pembatasan kapasitas pemasangan PLTS Atap dihapus. Hal itu berbda dengan peraturan sebelumnya dimana kapasitas sistem PLTS Atap dibatasi paling besar atau paling tinggi 100% dari daya tersambung pengguna ke PLN.
Insentif berikutnya yaitu penghapusan biaya kapasitas bagi pelanggan dengan golongan tarif industri. Feby mengatakan, kebijakan ini merupakan salah satu bentuk insentif untuk meningkatkan pemanfaatan PLTS Atap dalam skala besar.
Dalam peraturan sebelumnya, Feby mengatakan, pelanggan industri akan dikenakan biaya kapasitas atau capacity charge.
Feby mengatakan, aturan ini juga mengatur kompensasi untuk PLN. Masuknya sistem PLTS Atap akan diperhitungkan dalam biaya pokok penyediaan (BPP) dari PLN sesuai peraturan perundang-undangan berlaku.
Pemerintah Genjot Kapasitas PLTS Atap
Feby mengatakan, pemerintah merevisi aturan yang lama untuk mengejar target kapasitas PLTS atap. Menurut dia, Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 26 Tahun 2021 belum bisa memfasilitasi target kapasitas terpasanga PLTS atap yang ditetapkan pemerintah.
Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu, mengatakan bahwa capaian pengembangan PPLTS atap hingga Desember 2023 hanya sebesar 140 megawatt peak (MWp). Sementara target kapasitas PLTS pemerintah sebesar 3,6 gigawatt (GW).
Dia mengatakan, perlu dilakukan percepatan pengembangan PLTS atap. Pengembangan PLTS atap sangat penting dan melibatkan partisipasi masyarakat luas yang dapat memberikan manfaat.
Oleh karena itu, Jisman mengatakan bahwa pemerintah terus melakukan optimalisasi pemanfaatan energi surya melalui PLTS atap. Pasalnya, tren harga PLTS dari tahun ketahun semakin turun sehingga dengan pemanfaatan PLTS secara masif dapat menurunkan biaya pokok tenaga listrik dan mendorong efisiensi nasional.
"Selain itu masa Pembangunan PLTS relatif singkat," kata Jisman di Jakarta, Selasa (5/3).