BRIN Kembangkan Reaktor Nuklir Skala Kecil, Lebih Cocok untuk RI
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan teknologi reaktor nuklir skala kecil atau small modular reactor. Reaktor jenis ini dinilai lebih praktis dan bisa dibangun secara merata di berbagai wilayah Indonesia.
Sebagai informasi, pemerintah menargetkan satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dapat beroperasi pada 2032 mendatang. Hal tersebut termuat di dalam draf Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN).
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Rohadi Awaludin, mengatakan reaktor skala kecil berukuran di bawah 300 megawatt dan berbentuk modular. Dengan demikian, reaktor ini bisa diproduksi lebih cepat dan fleksibel dalam pemasangan.
"Karena Indonesia berbentuk kepulauan, jadi kami bisa memasang small modular reactor di beberapa titik ditambah dengan power plant yang besar,” kata Rohadi dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (8/3).
Hal senada disampaikan Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN, Topan Setiadipura. Ia mengatakan, BRIN mencoba mengembangkan reaktor modular kecil dengan reaktor suhu tinggi berpendingin gas atau high temperature gas-cool reactor (HTGR).
HTGR merupakan salah satu jenis reaktor generasi keempat yang memiliki banyak keunggulan dibanding reaktor generasi ketiga.
Topan menilai HTGR lebih baik dari segi keamanan. Selain itu, reaktor jenis ini juga menghasilkan panas yang bisa digunakan di industri seperti untuk produksi gas hidrogen.
Untuk itu, BRIN dalam waktu dekat akan melakukan uji light water reactor. Pada tahap selanjutnya, BRIN akan menguji coba HTGR tersebut.
SDM Bidang Nuklir
Untuk mencapai target pemerintah, BRIN mendorong agar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) atau reaktor komersial dibangun oleh badan usaha atau entitas bisnis. Selain itu, BRIN juga mendorong perguruan tinggi, seperti ITB, melahirkan sumber daya manusia baru di bidang kenukliran agar semakin produktif.
“Kalau yang nonkomersial itu BRIN dapat melakukan sendiri tentunya juga bersama dengan mitra. Komersial dan nonkomersial kami himpun di sini,” ucapnya.
BRIN menilai jumlah mitra yang bertambah dari dalam maupun luar negeri dapat menguatkan riset serta perkembangan teknologi energi nuklir di Indonesia. BRIN membuka peluang tersebut dalam melancarkan program terkait reaktor nuklir.
Saat ini nuklir menjadi prioritas energi baru terbarukan di Indonesia. Pemerintah telah menargetkan emisi nol bersih pada tahun 2060 dan nuklir menjadi salah satu penyokong utama sumber energi.