Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) mengatakan Indonesia menyimpan 40% cadangan panas bumi atau geothermal dunia karena berada di jalur gunung berapi (ring of fire). Daerah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi yang besar diantaranya Pulau Jawa dan Sumatra.
Ketua Umum API, Julfi Hadi, mengatakan lokasi potensi energi panas bumi di Indonesia tersebar di sepanjang jalur sabuk gunung api mulai dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga Sulawesi. Ia mengatakan jumlah potensi panas bumi yang tersebar di Indonnesi mencapai 24.000 megawatt atau 2,4 gigawatt.
“Potensi terbesar di Indonesia itu di Jawa dan Sumatra disitu pulalah ada based load renewable energy geothermal,” kata Julfi dikutip dari YouTube IDX Channel, Senin (18/3).
Dengan potensi tersebut, Julfi mengatakan, panas bumi bisa menjadi strategi Indonesia dalam melakukan transisi energi. Pasalnya, karakteristik panas bumi salah satunya tidak bergantung dengan cuaca atau non intermittent.
Selain itu, panas bumi memiliki karateristik untuk menjadi energi terbarukan atau bersih (renewable energy). Hal ini karena panas bumi terdiri dari 98% hanya air dan uap, sedangkan 2% adalah CO2.
Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2021-2030, Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23.965 Megawatt (MW). Potensi terbesarnya ada di Pulau Sumatra, yakni sebesar 9.679 MW.
Pulau Jawa memiliki potensi terbesar kedua, yakni 8.107 MW. PLTP yang terpasang baru berkapasitas 1.254 MW atau 15,5% dari potensinya.
Kemudian ada Sulawesi dengan potensi panas bumi 3.068 MW. PLTP yang terpasang baru 120 MW atau 3,9% dari potensinya. Diikuti Nusa Tenggara dengan potensi sebesar 1.363 MW dan kapasitas terpasang 12,5 MW.
Selanjutnya, Maluku memiliki potensi 1.156 MW, Bali 335 MW, Kalimantan 182 MW, dan Papua 75 MW. Belum ada kapasitas terpasang di keempat pulau tersebut.
Investasi Panas Bumi Tergolong Rendah
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Eniya Listiani Dewi, mengatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan fokus menggenjot investasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) atau geothermal di Indonesia. Saat ini, investasi geothermal di Indonesia masih tergolong rendah.
Eniya menilai lambannya investasi pengembangan PLTP disebabkan kesenjangan yang tinggi terhadap pasokan dan permintaannya.
“Investasi PLTP itu, sering dihitungnya tidak tersedia maupun dilirik hanya karena supply dan demand gap-nya tinggi,” Eniya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/3).
Dia mengatakan potensi panas bumi di Indonesia tidak berbanding lurus dengan permintaan pasar dalam pemanfaatan PLTP. Untuk itu, kementerian ESDM akan melakukan diversifikasi atau menyusun kembali strategi dalam pemanfaatan potensi panas bumi.
Diketahui, Kementerian ESDM menargetkan pengembangan panas bumi mencapai 9,3 GW pada 2035. Target ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030.