RI Produksi Menara Angin untuk Pembangkit EBT, Sudah Diekspor ke AS-UE

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Sebuah kendaraan alat berat beroperasi di area pembangunan Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Selasa (28/11). Pembangunan PLTB dengan kapasitas 75 megawatt tersebut akan membantu pasokan listrik di Wilayah Sulselbar dan ditargetkan rampung akhir tahun 2017 dengan kekuatan putaran 30 buah turbin kincir angin.
27/3/2024, 14.50 WIB

PT Kenertec Power System (KPS), telah mengekspor menara angin ke puluhan negara yang tersebar di daratan Amerika, Afrika, Australia, Asia, dan Eropa.  Anak usaha Korindo Group merupakan penyedia menara angin di Indonesia maupun internasional yang telah berdiri sejak 2006.

General Manager Marketing PT KPS, Choi Chang Don, mengatakan  PT Kenertec Power System adalah satu-satunya perusahaan menara angin di Indonesia. 

"Selama 17 tahun, kami telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan penyedia layanan turbin angin terkemuka di dunia," kata General Manager Marketing PT KPS Choi Chang Don melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (27/3).

Salah satu peran PT KPS, yakni dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) Sidrap, Sulawesi Selatan yang mampu mengaliri listrik di sebagian wilayah Sulawesi. Pada proyek tersebut, PT KPS mengirimkan 30 unit menara angin dari basis produksinya yang berdiri di area seluas 29 hektare dan berlokasi di Ciwandan, Kota Cilegon, Banten.

Adapun, beberapa kota yang menjadi tujuan ekspor menara angin PT KPS, di antaranya Kota Brisbane di Australia, Port Elizabeth di Afrika Selatan serta Vancouver, Houston, dan San Diego di Amerika Serikat.

Sedangkan di Eropa, menara angin PT KPS diekspor ke Kota Cuxhaven di Jerman, Paldiskti di Estonia serta Klaipeda di Lithuania. Sementara di Asia, menara angin PT KPS dikirim ke Kandla dan Chennai di India.

Keunggulan Energi Angin

 Choi Chang Don menjelaskan bahwa energi angin atau energi bayu menjadi cabang industri energi yang telah berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir di seluruh dunia.

Alasannya, angin disebut sebagai sumber energi alternatif terbersih karena menimbulkan dampak buruk yang lebih sedikit daripada sumber energi lainnya.

Penggunaan energi angin melalui menara angin tidak menghasilkan emisi karbon dioksida, gas rumah kaca maupun senyawa kimia berbahaya. Selain itu pembangkit listrik berenergi angin cenderung menggunakan lebih sedikit lahan daripada pembangkit listrik tenaga alternatif lainnya lantaran dapat dibangun di lahan pertanian atau peternakan dan hanya menggunakan sebagian kecil lahan.

Menara angin juga terbilang lebih awet dan bisa digunakan dalam jangka panjang dengan rata-rata usia pemakaian 15-20 tahun.

Proses Produksi Menara Angin

Di PT KPS, pembuatan menara angin melewati banyak tahapan, mulai dari pemotongan material, bevelling, bending, longseam hingga finishing. Seluruh tahapan dilakukan dengan teliti oleh pekerja yang berpengalaman.

"Untuk menjaga kualitas produk, kami selalu memperhatikan performa mesin, tenaga kerja atau manpower, kualitas bahan baku serta kepatuhan pada metode pengerjaan," ujar Choi Chang Don.

Demi menjaga kualitas bisnis perusahaan, PT KPS juga telah mengantongi ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, Sertifikat SMK3, DIN 18800-7 Class E, DIN EN ISO 3834-2 serta sederet sertifikat pendukung lainnya. PT KPS juga memiliki sertifikat TKDN, di mana 30-40 persen bahan baku produksinya merupakan produk dalam negeri.

Untuk diketahui, PT KPS merupakan unit usaha dari Korindo Group yang bergerak di bidang produksi menara angin. PT KPS memiliki visi menjadi produsen menara angin kelas dunia. Guna meningkatkan kualitas produk, PT KPS terus mengembangkan inovasi dan pemberdayaan karyawan lewat beragam pelatihan.

Reporter: Antara