Uni Emirat Arab akan segera melakukan tender untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) baru yang akan melipatgandakan jumlah reaktor nuklir negara kecil Teluk tersebut. Hal itu terungkap dari tiga sumber seperti dikutip dari Reuters, Jumat (26/4).
UEA menjadi negara Arab pertama yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir ketika pada dibuka di fasilitas Barakah yang dibangun Korea Selatan di Abu Dhabi pada 2021.
Negara tersebut berencana untuk mengajukan tawaran tahun ini untuk membangun empat reaktor baru, kata sumber yang mengetahui langsung masalah tersebut,namun meminta untuk dirahasiakan.
Sumber tersebut mengatakan bahwa UEA bermaksud untuk memberikan tender tersebut dan memulai konstruksi secepatnya pada tahun ini. Dengan demikian, pembangkit listrik baru tersebut dapat beroperasi pada 2032 guna memenuhi proyeksi kebutuhan energi.
Tender tersebut akan terbuka bagi calon penawar mana pun, termasuk perusahaan AS, Tiongkok, dan Rusia, kata sumber tersebut. Namun, sumber tersebut mengatakan bahwa Korea Selatan tidak akan diperlakukan sebagai penawar pilihan.
Ketika ditanya tentang rencana pembangunan pembangkit listrik kedua, Otoritas Federal untuk Regulasi Nuklir (FANR) mengatakan pihaknya siap meninjau dan mengeluarkan izin serta peraturan yang diperlukan jika pemerintah memutuskan untuk membangun pembangkit listrik baru.
Emirates Nuclear Energy Co (ENEC) milik negara, yang memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah, tidak segera menanggapi permintaan komentar. Kantor media pemerintah UEA juga tidak segera menanggapi ketika dimintai komentar.
UEA, yang menandatangani perjanjian kerja sama energi nuklir dengan AS pada tahun 2009, mengatakan program nuklirnya bersifat damai dan semata-mata bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada minyak.
Negara ini adalah salah satu yang menandatangani perjanjian pada konferensi iklim PBB di Dubai akhir tahun lalu untuk melipatgandakan produksi energi nuklir global selama tiga dekade ke depan.
Di tempat lain di Timur Tengah, Mesir sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya, yang dibangun oleh Rusia. Arab Saudi mempunyai ambisi untuk mengembangkan program nuklir sipil namun sejauh ini menolak menandatangani perjanjian kerja sama dengan AS yang akan menghalangi negara Teluk tersebut melakukan pengayaan uranium.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah yang dibangun Korea Selatan, terletak di Abu Dhabi di pantai menuju Arab Saudi dan Qatar. PLTN ini diharapkan dapat menyediakan seperempat kebutuhan listrik negara tersebut.
Reaktor keempat dan terakhir dari pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah akan mulai beroperasi secara komersial tahun ini, sehingga pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut akan mencapai kapasitas operasi penuh.
Lokasi yang dipertimbangkan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir baru ini mencakup lokasi pantai yang dekat dengan perbatasan dengan Arab Saudi, kata sumber.