PT PLN (Persero) tengah menggarap tiga proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di tiga lokasi. PLTS terapung dengan kapasitas besar tersebut diharapkan bisa beroperasi pada 2025 hingga 2026.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan sebelumnya PLN telah meresmikan PLTS terapung Cirata dengan kapasitas 192 MW di Jawa Barat. Pembangkit listrik ini merupakan adalah PLTS terapung yang terbesar di Asia Tenggara dan nomor 3 terbesar di dunia.
"Sebagai kelanjutan pemenuhan komitmen PLN dalam meningkatkan bauran EBT di Indonesia, kedepannya akan semakin banyak proyek EBT PLN yang beroperasi," kata Darmawan saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, di Jakarta, Kamis (30/5).
Dia mengatakan, saat ini PLN tengah menggarap tiga proyek PLTS terapung lainnya yaitu:
1. PLTS terapung Saguling di Jawa Barat
Pembangkit listrik ini memiliki kapasitas 60 MW dan ditargetkan bisa beroperasi secara komersial pada 2025.
2. PLTS Terapung Singkarak di Sumatera Barat
Pembangkit listrik ini memiliki kapasitas 50 MW dan ditargetkan bisa beroperasi secara komersial pada 2026.
3. PLTS Terapung Karangkates di Jaa Timur
Pembangkit listrik ini memiliki kapasitas 100 MW dan ditargetkan bisa beroperasi secara komersial pada 2025.
Kapasitas EBT PLN
Dia mengatakan, saat ini PLN telamengimplementasikan pembangunan pembangkit hijau sesuai dengan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. PLN menargetkan porsi EBT sebesar 20,9 Gigawatt (GW) hingga 2030.
Berdasarkan target tersebut, porsi pengembangan EBT akan mencapai 52% pada 2030. Secara rinci, pembangkit EBt tersebut terdiri dari hidro 10,4 GW, tenaga surya dan angin 5GW, biomassa 0,6 GW, geothermal 3,4 GW, dan lainnya 1,5 GW.
"Sampai dengan April 2024, PLN sudah memproses 17,534 GW pembangkit berbasis energi baru terbarukan, ujarnya.
Sementara itu menurut laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT Indonesia mencapai 13.155 megawatt (MW) pada 2023. Kapasitas terbesar berasal dari tenaga air, yakni 6.784,2 MW atau 51,6% dari total kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT nasional.
Atas capaian tersebut, bauran EBT dalam energi primer nasional baru 13,1%, belum mencapai target 2023 yang minimalnya 17,9%.