Divisi turbin angin Siemens Energy, Siemens Gamesa, berencana memangkas 4.100 orang atau sekitar 15% tenaga kerjanya. Hal itu merupakan respons dari penurunan volume bisnis pembangkit listrik tenaga angin atau bayu (PLTB) yang dialami oleh perusahaan tersebut.
“Situasi kita saat ini menuntut penyesuaian yang melampaui perubahan organisasi. Kita harus beradaptasi dengan penurunan volume bisnis, pengurangan aktivitas di pasar non-inti, dan portofolio yang disederhanakan,” kata Kepala Eksekutif unit tersebut Jochen Eickholt dikutip dari Reuters, Minggu (2/6).
Juru bicara Siemens Energy mengatakan perusahaannya akan mengumumkan jumlah pekerjaan yang terkena dampak setelah konsultasi dengan seluruh pemangku kepentingan selesai. Dia menolak berkomentar lebih lanjut.
Rencana pemutusan hubungan kerja, yang pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Spanyol El Correo, muncul tak lama setelah Siemens Energy melakukan langkah restrukturisasi besar-besaran di Siemens Gamesa. Langkah tersebut juga mengindikasikan bahwa rencana ini akan mencakup pengurangan staf.
Eickholt mengatakan, tujuan restrukturisasi tersebut adalah untuk menjaga total tenaga kerja Siemens Gamesa tetap stabil, melalui pengalihan pekerjaan dan mempekerjakan lebih banyak karyawan di bagian lain divisi tersebut. Dia juga membenarkan komentar yang dibuat oleh CEO Siemens Energy Christian Bruch awal bulan ini.
“Tim kepemimpinan dan saya sadar bahwa pengumuman hari ini sulit, terutama mengingat tantangan yang Anda hadapi selama setahun terakhir,” kata Eickholt, yang akan mundur pada akhir Juli, dalam suratnya.
“Tetapi saya ingin menggarisbawahi bahwa bisnis pembangkit listrik tenaga angin kami, termasuk Onshore, memiliki masa depan, ujarnya lagi.
Proporsi EBT Seluruh Dunia
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan International Energy Agency (IEA) melampirkan jumlah produksi listrik sejumlah negara di dunia dari energi terbarukan.Ternyata paling banyak dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air atau hidro.
Capaian pembangkit tersebut mencapai 128.677,7 gigawatt hour (GWh) pada Desember 2022. Jumlah ini naik dari sebelumnya sebesar 115.156,6 GWh pada November 2022.
Kedua dipegang oleh tenaga angin dengan jumlah 102.440,9 GWh. Meski masuk jajaran teratas, jumlah ini sempat turun dari November 2022 yang pada saat itu mencapai 106.994,5 GWh.
Ketiga solar panel atau tenaga surya dengan raihan 30.389,3 GWh. Keempat, energi dari combustible, yakni limbah atau bahan mudah terbakar sebesar 28.367,2 GWh.
Kelima, geothermal atau panas bumi sebesar 4.700,6 GWh. Seluruh data yang disajikan diperbarui secara real time, terakhir pada 16 Maret 2023.