Deputi Menteri Koordinator Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi (Kemenko Marves), Jodi Mahardi, mengatakan Indonesia memiliki lima proyek hidrogen hijau yang tengah dikembangkan. Total kapasitas proyek hidrogen tersebut mencapai 1,4 kilo tonnes per annum (ktpa).
"Lima proyek hidrogen bersih yang saat ini sedang dikembangkan, memanfaatkan potensi terbarukan dan juga kapasitas penyimpanan karbon," ujar Jodi dalam acara IIHS 2024, Rabu (19/6).
Jodi mengatakan lima proyek tersebut salah satunya adalah
1. Batam Bintan Green Hydrogen Cluster
Proyek ini memiliki kapasitas yang direncanakan 25 – 100 ktpa dan ditargetkan beroperasi pada kuartal pertama 2027.
2. Clean Hydrogen Cluster
Proyek ini akan dikembangkan oleh PT Pertamina (Persero) dengan kapasitas yang direncanakan 25 – 100 ktpa. Clean Hydrogen Cluster ditargetkan dapat beroperasi pada kuartal pertama 2027.
3. Cilegon Clean Hydrogen
Proyek ketiga berada di pulau Jawa tepatnya melalui proyek Cilegon Clean Hydrogen Cluster dengan kapasitas yang direncanakan (TBC). Proyek ini beroperasi pada kuartal ketiga 2027.
4. North Sulawesi Green Ammonia Cluster
Selanjutnya adalah proyek yang berada di pulau Sulawesi dengan kapasitas yang direncanakan 500 ktpa. Proyek itu beroperasi pada kuartal pertama 2030.
5. Sumatra-Java Blue Ammonia Project
Proyek ini direncanakan dengan kapasitas yang direncanakan 730 ktpa (TBC).
Jodi mengatakan, kelima proyek hidrogen bersih tersebut sedang dikembangkan di Indonesia.
"Proyek tersebut memanfaatkan sumber daya energi terbarukan yang signifikan dan kapasitas penyimpanan karbon negara ini untuk memproduksi hidrogen hijau dan biru," ujarnya.
Jodi mengatakan, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dalam produksi hidrogen bersih yang dapat mendatangkan manfaat ekonomi yang signifikan. Hidrogen akan memainkan peran penting dalam sistem energi global seiring dengan upaya berbagai negara untuk dekarbonisasi dan membangun ekosistem hidrogen.
"Sumber daya gas alam yang melimpah, kapasitas penyimpanan CO2, dan potensi energi terbarukan menempatkan Indonesia sebagai pemimpin regional dalam produksi hidrogen," ujar Jodi Mahardi, dalam acara Indonesia International Hydrogen Summit 2024 di Jakarta, Rabu (19/6).
Jodi mengatakan, posisi geografis Indonesia dekat dengan negara-negara yang memiliki permintaan tinggi akan hidrogen bersih, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. Mereka bersama-sama mewakili pasar hidrogen sebesar kurang lebih 4 juta ton per tahun.
Sedangkan, Indonesia memiliki cadangan gas terbesar kedua di Asia Pasifik dan potensi penyimpanan CO2 terbesar ketiga di kawasan tersebut untuk hidrogen biru. Sementara untuk hidrogen hijau, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia dan potensi kapasitas tenaga surya lebih dari 200 GW.
"Sektor hidrogen menghadirkan peluang baru bagi Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya energinya yang melimpah guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," ujarnya.
Seiring dengan upaya negara-negara untuk mencapai target net zero emission, permintaan hidrogen global diperkirakan akan meningkat lebih dari empat kali lipat antara tahun 2020 dan 2050.
Pada 2023, terdapat 1.418 proyek hidrogen bersih yang diumumkan secara global dengan nilai investasi mencapai US$ 570 miliar. Proyek-proyek tersebut berada di seluruh rantai nilai hidrogen.