Pemerintah Targetkan Bauran EBT 72% pada 2060, Tercantum dalam RPP KEN

ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/aww.
Warga menunggangi kuda saat melintas di area Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis (9/7/2020). Kementerian ESDM mencatat bauran energi baru dan terbarukan (EBT) telah mencapai 15 persen dari target sebesar 23 persen pada 2025.
8/7/2024, 19.09 WIB

Target tersebut tercantum dalam Revisi Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) yang tengah diproses oleh pemerintah.

Pada RPP KEN, puncak emisi ditargetkan terjadi pada 2035. Sementara  net zero emission ditargetkan tercapai tahun 2060.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan target dekarbonisasi sektor energi adalah mencapai pangsa EBT dalam bauran energi primer sebesar 23% di tahun 2025 dan 31% pada 2050.

Dia mengatakan, sektor energi diperkirakan akan menjadi penyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar yaitu sebesar 129 juta ton emisi karbondioksida (CO2e) dalam mencapai NZE 2060 atau lebih cepat 

“Oleh karenanya kontribusi dekarbonisasi sektor energi dalam penurunan emisi GRK akan berperan signifikan,” ujar Arifin dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (8/7).

Menurutnya, RPP KEN akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Umum Energi lainnya.

“Selain itu juga, RPP KEN menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis Kementerian Lembaga yang terkait dengan pengelolaan energi nasional dan daerah,” ujarnya.

Menurut laporan Kementerian ESDM, batu bara dan minyak bumi masih mendominasi bauran energi Indonesia. Pada 2023, bauran batu bara dalam energi primer nasional mencapai 40,46%, dan minyak bumi 30,18%.

Sementara bauran gas bumi 16,28%, dan energi baru terbarukan (EBT) paling kecil, yakni 13,09%. Kementerian ESDM mencatat, bauran EBT sebenarnya ditargetkan naik menjadi 17,9% pada 2023. Namun, target ini belum berhasil tercapai.
 
"Peningkatan (bauran EBT) ada, tapi belum signifikan," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024).

Reporter: Djati Waluyo