Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menawarkan 12 proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) atau geothermal kepada investor. Total dana investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan PLTP tersebut senilai US$ 2,16 miliar atau sekitar Rp 35,19 triliun.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan pemerintah mendorong semua pihak untuk ikut berinvestasi di sektor panas bumi.  Saat ini, timnya tengah melakukan pendataan guna mengakselerasi semua potensi yang ada.

"Yang paling kita dorong itu base load jadi geothermal dan hydropower terbuka untuk investasi semua," ujar Eniya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (8/7).

Adapun 12 proyek yang tengah dilakukan pendataan dan siap untuk diserahkan ke investor di antaranya Lahendong Bottoming unit 1 dengan kapasitas 15  megawatt (MW), Ulubelu Small Scale dengan kapasitas 30 MW, dan Lumut Balai Bottoming unit 1 dan 2 dengan kapasitas 20 MW untuk proyek Cogeneration.

Selain itu,  terdapat proyek Geothermal Lahendong Phase 7 dan 8 dengan kapasitas 2x20 MW, Sarula Phase 2 (Sibual-bual) dengan kapasitas 50 MW, Ijen Phase 2 dengan kapasitas 30 MW, Salak Phase 7 dengan kapasitas 55 MW, Ulumbu dengan kapasitas 30 MW, Candradimuka dengan kapasitas 40 MW, Bukit Daun dengan kapasitas 30 MW, Klabat Wineru dengan kapasitas 40 MW, dan Hu'u Daha dengan kapasitas 60 MW.

Kapasitas Panas Bumi Indonesia Terbesar Kedua

Menurut data ThinkGeoEnergy, sebanyak 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia. Indonesia memiliki kapasitas PLTP terbesar kedua di dunia yaitu mencapai 2.133 MW pada 2020. Jumlah tersebut menyumbang 3,01% pembangkit listrik nasional.

Amerika Serikat menempati urutan teratas negara dengan kapasitas PLTP terbesar dunia sebesar 3.714 MW. Filipina menempati urutan ketiga dengan kapasitas PLTP sebesar 1.918 MW.

Kapasitas pembangkit listrik panas bumi global mencapai 15.608 MW pada akhir tahun 2020. Situasi pandemi memperlambat pembangunan PLTP baik untuk pengeboran, konstruksi, hingga menempatkan pekerja di lokasi proyek.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pengembangan panas bumi mencapai 9,3 GW pada 2035. Untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki, ada rencana pembentukan holding BUMN panas bumi yang beranggotakan PT Pertamina Geothermal Energy, PT PLN Gas dan Geothermal, dan PT Geo Dipa Energi.




Reporter: Djati Waluyo