Beberapa produsen truk terbesar di dunia, termasuk Volvo dan MAN, tengah mengerjakan ulang mesin pembakaran mereka sehingga bisa beroperasi dengan bahan bakar hidrogen yang lebih ramah emisi. Hal ini merupakan upaya mereka untuk melakukan transisi energi, karena teknologi saat ini tidak memungkinkan truk menggunakan baterai listrik untuk electric vehicle atau EV.
Baterai listrik terlalu berat untuk operasi pengangkutan jarak jauh dan butuh waktu lama untuk mengisi daya. Menggunakan sel bahan bakar hidrogen untuk menghasilkan listrik mengurangi bobot dan memperluas jangkauan truk.
Itulah sebabnya produsen truk dan pemasok mereka telah mengalihkan fokus langsung mereka pada pengembangan mesin pembakaran hidrogen sebagai solusi yang lebih cepat dan murah. Penggunaan energi hidrogen juga dapat mengandalkan lini produksi yang ada yang selama bertahun-tahun. Hal itu berbeda dengan kendaraan listrik yang cenderung membutuhkan sistem baru.
Kekhawatiran atas apa yang akan terjadi pada ribuan pekerjaan di pabrik pembuatan mesin telah meningkat karena produsen truk beralih ke opsi baterai dan sel bahan bakar.
"Semua orang sedang mengerjakan ini," kata Reiner Roessner, wakil presiden penjualan di divisi mesin MAN Truck & Bus dikutip dari Reuters, Kamis (1/8).
Namun demikian, hidrogen hijau yang diproduksi oleh sumber terbarukan belum tersedia secara luas. "Begitu hidrogen tersedia, permintaan untuk pembakaran hidrogen akan meningkat," ujar Roessner.
Dalam proyek percontohan pertamanya, MAN akan mengirimkan sekitar 200 truk dengan mesin yang menggunakan hidrogen kepada pelanggan Eropa tahun depan untuk diuji di armada mereka. Ini merupakan sebuah langkah penting menuju produksi massal.
Pembuat truk masih berinvestasi dalam pengembangan sel bahan bakar hidrogen karena mereka mengatakan ada ruang bagi kedua teknologi untuk hidup berdampingan untuk berbagai jenis dan penggunaan kendaraan. Produsen truk Swedia mengatakan mereka juga akan memiliki truk sel bahan bakar hidrogen yang tersedia secara komersial pada paruh kedua dekade ini.
Produsen truk tersebut berencana untuk melakukan uji coba pelanggan terhadap model mesin pembakaran hidrogen mulai tahun 2026.