PLN Batam dan PT Aruna Cahaya Pratama (Aruna PV) mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ground-mounted atau diatas tanah dengan kapasitas 100 Megawatt peak (MWp) di Kawasan Industri Kota Bukit Indah (KBI), Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Pembangkit energi surya yang berdiri di atas lahan 80 hektare ini diperkirakan mampu menghasilkan 150 GWh energi bersih pertahun atau setara dengan pengurangan emisi sebesar 118.725 ton CO2.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Jisman P. Hutajulu mengatakan, PLTS ini menjadi tonggak sejarah baru dalam upaya transisi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
"Kami berharap kesuksesan pembangunan PLTS ini dapat memberikan manfaat yang optimal serta menjadi role model untuk sektor industri dan pemegang wilayah usaha lainnya,” ujar Jisman dalam keterangan, Jumat (30/8).
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan PLN juga didukung oleh PT Tatajabar Sejahtera (TJS) sebagai offtaker dan PT Besland Pertiwi sebagai pemilik lahan proyek. Kerja sama ini menjadi wujud kolaborasi antar pemerintah, badan usaha milik negara (BUMN), dan swasta dalam mewujudkan ketahanan energi melalui peningkatan penggunaan EBT.
“Perubahan iklim adalah permasalahan global yang harus dihadapi bersama-sama. Untuk itu, PLN tidak bisa menjalankan semuanya dalam suasana kesendirian, satu-satunya cara untuk menghadapi tantangan tersebut adalah melalui kolaborasi," ujar Darmawan.
Darmawan meyakini pengoperasian PLTS ini akan menciptakan dampak ekonomi yang dapat menciptakan banyak lapangan kerja, membuka peluang bisnis, dan mendukung pertumbuhan ekonomi khususnya di Kawasan Industri Kota Bukit Indah dan sekitarnya. Proyek pengembangan PLTS ini merupakan wujud dukungan PLN dalam mendorong daya saing industri di tanah air.
"Di tengah tuntutan global untuk beralih ke energi bersih, industri dalam negeri juga banyak yang membutuhkan pasokan listrik hijau sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah,” ujarnya.
Sementara itu Direktur Utama AHP, Adi Dharmanto mengatakan penyelesaian proyek ini lebih cepat dari target yang ditetapkan yaitu sekitar tujuh bulan. "Kami berkomitmen bahwa kami akan menjadi salah satu mitra PLN yang berperan dalam transisi energi baru terbarukan,” ujar Adi.
Direktur Utama TJS, Kuky Permana, mengatakan suplai listrik bersih dari PLTS sesuai dengan kebutuhan listrik di kawasan Industri Kota Bukit Indah. Pasalnya, penggunaan listrik di kawasan industri sesuai dengan karakteristik produksi listrik PLTS.
"Saat ini telah ada 244 pelanggan dengan beban puncak rata-rata pada hari kerja berkisar 126 Megawatt (MW). Sedangkan pada hari libur dan sabtu-minggu turun menjadi kurang lebih 70 MW," ujar Kuky.