Perusahaan produsen pesawat terbang dunia Airbus menggandeng PT Pertamina (Persero) untuk melakukan kajian pengembangan ekosistem bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau sustainable aviation fuel (SAF) di Indonesia.
Kerja sama ini bertujuan untuk mempelajari bahan baku untuk mendorong perkembangan SAF di Indonesia. Nantinya, kedua pihak akan memetakan bahan baku yang ada di negara ini dan memeriksa kebutuhan logistik serta peluang pengembangan komersialnya.
Officer Airbus Chief Sustainability, Julie Kitcher, mengatakan hasil studi ini akan mendukung pengembangan dan produksi SAF dalam negeri sesuai dengan syarat-syarat internasional.
Julie menyebut, SAF adalah suatu langkah esensial menuju dekarbonisasi industri penerbangan dan Airbus berkomitmen penuh untuk meningkatkan pengembangan dan pengadopsiannya.
Menurutnya, Indonesia menawarkan potensi yang signifikan dalam hal penyediaan sumber bahan baku SAF yang disetujui oleh International Standard for Certification of Carbon Offsets (Corsia).
"Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Pertamina untuk menjajaki dan mendukung potensi pengembangan industri SAF dalam negeri di Indonesia," ujar Julie dalam keterangan, Rabu (18/9).
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, mengataikan kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam mendukung komitmen terhadap transisi energi berkelanjutan dan dekarbonisasi sektor penerbangan.
Ia berharap, dengan adanya kemitraan dengan Airbus akan mampu meningkatkan kemampuan Pertamina dalam memberikan terobosan dan inovasi dalam pengembangan ekosistem di industri SAF.
"Bersama Airbus, kami akan fokus pada pengembangan SAF yang diharapkan dapat mendukung upaya dalam mengurangi emisi karbon,” ujar Nicke.
Indonesia diproyeksikan sebagai salah satu pasar dengan pertumbuhan tertinggi di dunia pada sektor industri penerbangan, dengan perkiraan pertumbuhan lalu lintas penumpang sekitar 7,4% per tahun. Angka ini lebih dari dua kali lipat dari rata-rata pertumbuhan global yakni sebesar 3,6%.
Selain itu, Indonesia juga menawarkan potensi yang besar sebagai sumber bahan baku untuk SAF, dengan potensi sumber yang menjanjikan seperti minyak goreng bekas, residu pertanian, dan sampah kota.