RI Dapat Pinjaman ADB Rp 7,5 Triliun, Salah Satunya untuk Pensiun Dini PLTU

ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/gp/nym.
Pengendara sepeda motor melintas di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten, Minggu (8/9/2024). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menghentikan operasional 13 unit PLTU di Indonesia termasuk di antaranya PLTU Suralaya, PLTU Paiton, dan PLTU Ombilin karena tingginya emisi yang dihasilkan.
24/9/2024, 15.10 WIB

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan Indonesia mendapatkan pinjaman berbasis kebijakan dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) senilai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,5 triliun. Pinjaman itu salah satunya digunakan untuk pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara.

Meski begitu, Airlangga belum dapat memastikan mengenai mekanisme yang akan digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan pensiun dini PLTU. Ketika dikonfirmasi mengenai bunga yang ditetapkan oleh ADB, Airlangga juga belum dapat memastikan mengenai kelengkapan dari pinjaman tersebut.

"Wah itu (bunga) nanti dicek, biasanya mereka lebih rendah," ujar Airlangga di sela acara "Green Initiative Confrence 2024", di Jakarta, Selasa (24/9).

Sebelumnya, Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai Rp 7,5 triliun untuk membantu Indonesia mempercepat transisi energi. Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, mengatakan dana ini masuk dalam program transisi energi yang terjangkau dan berkelanjutan.

Pendanaan ini akan mendukung berbagai langkah kebijakan Indonesia dalam mencapai kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC) dan target emisi bersih nol dari pembangkitan listrik pada 2050. Menurutnya, saat ini Indonesia berada di persimpangan yang sangat penting dalam perjalanan transisi energi.

"Program pinjaman berbasis kebijakan ini mendukung pengembangan kebijakan dasar dan kolaboratif Indonesia guna mengidentifikasi dan menjawab berbagai tantangan kompleks di sektor ini dalam mempercepat peralihannya menuju energi berkelanjutan dan bersih,” ujar Jiro dalam keterangan tertulis, Jumat (20/9).

Pesatnya pertumbuhan kapasitas pembangkitan listrik telah membantu Indonesia mengatasi sebagian besar kendala pasokan listrik. Namun, hal itu mengakibatkan kelistrikan Indonesia sangat bergantung pada sumber tenaga berbasis bahan bakar fosil seperti batu bara, gas, dan diesel.

Reporter: Djati Waluyo