Pemerintah segera mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur yang lebih rendah emisi. Peluncuran BBM rendah sulfur akan dilakukan secara bertahap dimulai dari Jakarta.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (Biro Klik) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agus Cahyono Adi, mengatakan pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan net zero emission (NZE) pada 2060 mendatang. Indonesia berkomitmen mengurangi emisi untuk menjaga kenaikan suhu global dengan menaikkan Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) dari target pengurangan emisi karbon menjadi 32% (912 juta ton CO2) pada 2030 dari sebelumnya 29% atau setara 835 juta ton CO2.
Menurut Agus, sektor transportasi memegang kunci penting dalam upaya penurunan emisi. Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan sulfur tinggi menjadi salah satu penyumbang emisi. Oleh sebab itu, mengimplementasikan BBM rendah sulfur menjadi sebuah keharusan agar kualitas udara tidak bertambah buruk.
"Kita semua tahu kualitas udara kita saat ini kurang bagus dan salah satu penyebabnya adalah BBM kita yang mengandung sulfur yang tinggi," kata agus dikutip dari keterangan tertulis, Senin (7/10).
Agus menambahkan, pemerintah telah membuat peta jalan pelaksanaan pendistribusian BBM rendah sulfur yang akan menjadi rujukan dalam pelaksanaanya. Pendistribusian BBM jenis minyak solar rendah sulfur pada tahap awal akan mulai didistribusikan di Jakarta, Cikampek dan Balongan.
Setelah itu, distribusi BBM rendah sulfur dilanjutkan pada periode berikutnya di Nusa Tenggara dan Kalimantan. Tahap berikutnya dilanjutkan kemudian ke Sulawesi, Papua dan Maluku.
Sementara pendistribusian jenis bensin bersih bersulfur rendah tahap awal akan mulai didistribusikan di daerah Sumatera bagian utara (Sumbagut) dilanjutkan ke Sumatera bagian selatan sebagian, kemudian Banten dan Jawa Tengah bagian utara dilanjutkan kemudian pendistribusian di Kalimantan Barat.