Dewan Energi Nasional (DEN) menyatakan target bauran energi baru terbarukan (EBT) Indonesia sebesar 23% pada 2025 tidak akan tercapai. Anggota DEN, Abadi Poernomo, mengatakan Indonesia akan sulit mencapai target bauran EBT sebesar 23% pada 2025 karena capaian saat ini baru mencapai 14%.
"Kita (DEN) sudah hitung bahwa pencapaian energi terbarukan di tahun 2025 itu tidak akan lebih dari 17 persen," ujar Abadi saat ditemui usai menjadi pembicara dalam Katadata Forum bertajuk Indonesia Future Policy Dialogue di Jakarta, Rabu (10/9).
Abadi mengatakan, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi capaian dari bauran energi di Indonesia. Salah satunya adalah pandemi Covid-19 yang mempengaruhi pertumbuhan Industri di Indonesia. Kondisi tersebut membuat produksi listrik yang dihasilkan dari pembangkit baru tidak mampu diserap secara maksimal oleh industri akibat pandemi.
Menurutnya, pandemi membuat Indonesia mengalami kelebihan pasokan listrik hingga 30% dan akan sangat berbahaya jika memaksakan untuk menambah listrik yang bersumber dari EBT.
"Kalau kita masukkan pembangkit baru ini malah jadi bumerang bagi pembangkit kita, jadi akhirnya terhambat. Jadi dengan covid kemarin pertumbuhan kebutuhan energi Indonesia agak stagnan," ungkapnya.
Abadi mengatakan, DEN merancang Revisi Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) untuk membantu mencapai target bauran EBT sebesar 70% pada 2060. Dalam peraturan tersebut, DEN menggeser target 23% bauran energi pada 2026.
Sebelumnya, Kementerian ESDM melalui DEN tengah merevisi target bauran energi baru terbarukan (EBT) pada 2025 dari sebelumnya 23% menjadi 17-19%, melalui pembaharuan Kebijakan Energi Nasional (KEN).
Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), Kementerian ESDM, Trois Dilisusendi, mengatakan revisi tersebut dilakukan karena melihat rata-rata pertumbuhan dan posisi bauran EBT saat ini.
Trois menjelaskan, bauran EBT baru mencapai 13,1% pada 2023. Sehingga membutuhkan setidaknya 12% untuk mencapai target 2025. Kondisi tersebut dinilai sangat sulit dengan rata-rata pertumbuhan kapasitas energi terbarukan yang hanya 1-2% per tahun.
"Angka (bauran EBT) kita 13,53%. At least, kalau (pertumbuhan) rata-rata 2%, angka (bauran) kita bakal 17% pada 2025," ujar Trois dalam dalam acara Katadata Sustainability Action For The Future Economy (SAFE) 2024, Rabu (7/8).
Meski begitu, Trois mengatakan bahwa penyesuaian target bauran EBT tersebut masih dalam pembahasan bersama dengan DPR dan akan mempertimbangkan situasi yang ada.
Liputan khusus Arah Pemerintahan Baru ini didukung oleh: