PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) berencana memperluas kapasitas hidrogen hijau di Indonesia. Direktur Gas dan BBM PLN EPI, Rakhmad Dewanto, mengatakan hidrogen hijau berpeluang besar untuk dikembangkan sebagai sumber energi di masa depan.

Dia mengatakan, energi terbarukan ini bisa digunakan untuk pengembangan kendaraan berbasis hidrogen sehingga bisa mengurangi penggunaan bahan bakar minyak Selain itu, hidrogen hijau bisa digunakan untuk generator sel bahan bakar, dan berintegrasi dengan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

"Proyek ini bukan hanya sebuah pencapaian teknologi, tetapi juga wujud komitmen kami terhadap masa depan yang lebih bersih dan hijau untuk Indonesia,” ujar Rakhmad dalam keterangan tertulis, Kamis (17/10).

Untuk mencapai tujuan tersebut, Rakhmad mengatakan, PLN EPI menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, baik domestik maupun internasional. PLN EPI optimistis dapat memainkan peran strategis dalam memastikan keberlanjutan energi primer di Indonesia, sekaligus mendukung target global untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi ke energi terbarukan.

“PLN berkomitmen untuk berada di garis depan dalam pengembangan hidrogen hijau di Indonesia,” ujarnya.

Rakhmad  mengatakan, PLN Grup telah mengembangkan beberapa proyek kunci terkait hidrogen hijau, di antaranya pembangunan Green Hydrogen Plant di Kamojang. Pabrik Hidrogen Hijau Geotermal yang pertama di Asia Tenggara ini memiliki kapasitas produksi 12 kilogram per hari atau 4,68 ton per tahun,.

Dia mengatakan, fasilitas ini memasok hidrogen hijau ke Pusat Hidrogen Senayan, termasuk Hydrogen Refueling Stations (HRS) pertama di Indonesia yang terletak di kawasan tersebut. Fasilitas ini mendukung permintaan transportasi bersih yang terus meningkat dengan mengubah hidrogen hijau menjadi energi yang dapat digunakan untuk kendaraan.

"Fasilitas ini menawarkan pengalaman pengisian bahan bakar yang serupa dengan stasiun konvensional. Ini adalah bagian dari kontribusi kami untuk mengurangi gas rumah kaca secara signifikan,” ucapnya.




Reporter: Djati Waluyo