PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menggandeng Sulzer Services Indonesia untuk melakukan pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dalam kurun waktu lima tahun. Kontrak yang diperoleh melalui proses tender ini akan memberikan dukungan pemeliharaan strategis bagi kelima PLTP milik PGE di Indonesia yang memiliki total kapasitas 330 MW.
Hal ini akan mencakup teknologi perbaikan dan optimalisasi pemadaman, perbaikan besar dan kecil, perpanjangan usia rotor dan layanan konsultasi teknis untuk aset-aset seperti turbin uap, generator, pompa dan motor. Pemeliharaan PLTP ini akan mendukung PGE dalam mencapai target kapasitas daya dan keandalan pasokan.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengatakan kolaborasi PGE dengan Sulzer ini memperkuat komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan energi panas bumi untuk mendukung tujuan dekarbonisasi Indonesia dan meningkatkan ketahanan energi.
Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan keunggulan operasional dengan mengintegrasikan solusi inovatif dan praktik terbaik yang meningkatkan efisiensi, keandalan, dan keberlanjutan di seluruh operasi panas bumi PGE.
"Dengan terus mengoptimalkan proses dan memanfaatkan teknologi mutakhir, PGE berada di posisi yang tepat untuk memimpin dalam penyediaan energi bersih dengan tetap mempertahankan standar kinerja operasional kelas dunia," ujar Julfi dalam keterangan tertulis, Senin (28/10).
Julfi mengatakan, keandalan peralatan sangat penting bagi keberhasilan pembangkit PLTP milik PGE. Menurutnya, Sulzer telah mengedepankan inovasi dalam layanan, dengan berbagai pembeda teknologi.
"Dengan gabungan keahlian dan solusi dari tim kami, kami yakin akan kemampuan kami untuk mempertahankan kinerja dan keandalan yang optimal dari pembangkit listrik tenaga panas bumi kami," ujarnya.
Presiden Direktur Sulzer Services Indonesia Joko Sutopo mengatakan perjanjian ini menggarisbawahi kepercayaan PGE terhadap kompetensi, rekam jejak, dan kualitas layanan Sulzer secara keseluruhan. Kerja sama ini juga akan mendukung target Indonesia mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.
"Di tengah meningkatnya kebutuhan listrik yang didorong oleh pertumbuhan industri dan program elektrifikasi pedesaan di wilayah ini, kami ingin memastikan PGE terus menjadi sumber pasokan listrik yang dapat diandalkan oleh masyarakat dan bisnis yang mereka layani," ujar Joko.