PLN Modifikasi Cuaca untuk Optimalkan PLTA di Minahasa

ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/foc.
Warga membersihkan gulma eceng gondok menggunakan perahu di Desa Paleloan, pesisir danau Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.
Penulis: Djati Waluyo
11/11/2024, 13.28 WIB

PT PLN Nusantara Power (PLN NP) Unit Pembangkitan (UP) Minahasa menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berbasis drone untuk meningkatkan produksi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). 

Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, mengatakan langkah ini diambil karena pasokan air untuk produksi listrik pada PLTA Tonsealama dan PLTA Tanggari hampir 70% dari produksi normal akibat musim kemarau ekstrem dan pertumbuhan eceng gondok di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano.

"Kami melaksanakan TMC menggunakan metode drone rotary (extended GBG) dengan bahan semai serbuk mikropartikel higroskopis DAS Tondano untuk dapat menambah volume air waduk di DAS Tondano sehingga produksi energi listrik PLTA Unit Pembangkitan Minahasa bisa meningkat," ujar Rully dalam keterangan tertulis, Senin (11/11). Rully mengatakan metode tersebut dapat meningkatkan curah hujan di area tangkapan air Danau Tondano.

PLN NP UP Minahasa juga bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi menerapkan metode biological control untuk menekan pertumbuhan eceng gondok yang menghambat aliran air ke PLTA. Dengan penerapan TMC dan pengendalian eceng gondok, diharapkan produksi listrik dari PLTA di Minahasa dapat kembali optimal, sehingga pasokan listrik bagi masyarakat tetap terjaga.

"Upaya ini juga menunjukkan komitmen PLN NP dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan energi di Indonesia," ujarnya.

Menurut Rully, metode TMC dengan menggunakan drone sebagai extended GBG ini cocok diterapkan di danau Tondano mengingat danau tersebut terletak di jalur penerbangan yang cukup padat. Selain itu, Danau Tondano tidak terlalu luas sehingga metode TMC dengan pesawat kurang efektif diterapkan di danau Ini.

Reporter: Djati Waluyo