Ramai Investor Tarik Kembali Dana Iklim Rp 381 Triliun, Transisi Energi Terancam

123rf.com/warat42
Ilustrasi pembiayaan berkelanjutan, investasi hijau, ramah lingkungan
22/11/2024, 11.54 WIB

Perusahaan jasa keuangan Amerika Serikat, Morningstar Sustainalytics, mencatat investor lebih banyak menarik uang dari dana iklim global daripada uang yang disetorkan pada tahun ini. Fenomena tersebut berpotensi menjadi hambatan bagi upaya transisi energi dunia.

Kepala Penelitian Investasi Berkelanjutan di Morningstar Sustainalytics, Hortense Bioy, mengatakan penarikan dana hampir mencapai US$ 24 Miliar atau setara dengan Rp 381 triliun dari dana iklim global dalam sembilan bulan terakhir.  Angka tersebut sangat berbanding terbalik jika dilihat dari capaian periode yang sama 2023, dimana menyetorkan simpanan sebesar US$ 40 miliar atau setara dengan Rp 636 Triliun.

"Dana tersebut telah mencatat simpanan bersih setiap tahun sejak dilacak secara terpisah pada 2018, memuncak pada US$ 151 miliar pada 2021. Arus masuk kemudian turun menjadi US$ 60 miliar pada tahun 2022 danUS$ 40 miliar untuk tahun 2023," ujar Bioy dikutip Reuters, Jumat (22/11).

Bioy mengatakan arus dana keluar mencerminkan faktor-faktor seperti kinerja buruk saham energi terbarukan, kekhawatiran tentang greenwashing, dan sentimen anti-ESG. Selain itu, suku bunga tinggi juga berperan menahan kinerja perusahaan berorientasi pertumbuhan yang terlibat di bidang-bidang seperti tenaga surya.

"Itu adalah perusahaan yang bisa sangat sensitif terhadap suku bunga. Biaya pembiayaan benar-benar membebani valuasi mereka di pasar saham," ujarnya.

Bioy mengatakan total aset dana iklim mencapai US$ 572 miliar atau naik 6% karena didorong apresiasi pasar dari awal tahun sampai dengan 30 September 2024. Sekitar 85% dari aset tersebut disimpan di dana yang berdomisili di Eropa, 6% di dana yang berbasis di Cina dan 5% di dana yang berbasis di AS.

Adapun dana transisi iklim yang mendukung perusahaan yang lebih baik untuk ekonomi rendah karbon memiliki pengembalian rata-rata 17,2% hingga September, dibandingkan 12,4% untuk rata-rata rekan dalam kategori ekuitas campuran berkapitalisasi besar global.

Sedangkan dana energi atau teknologi bersih telah tertinggal sejak 2021 dan memiliki pengembalian negatif 3,2% hingga September.

Reporter: Djati Waluyo