PGE dan TMMIN akan Kembangkan Ekosistem Hidrogen Hijau di Indonesia
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) bersama PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menandatangani joint declaration terkait pengembangan ekosistem hidrogen hijau atau green hydrogen di Indonesia. PGE dan TMMIN akan menjajaki potensi pemanfaatan green hydrogen yang dihasilkan dari energi panas bumi, termasuk untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik berbasis hidrogen di masa mendatang.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi mengatakan, pengembangan green hydrogen merupakan salah satu langkah strategis di luar sektor ketenagalistrikan yang tengah dijalankan PGE.
Inisiatif ini disebutnya mampu mengoptimalkan pemanfaatan panas bumi untuk mendorong industri hijau sekaligus menghadirkan produk turunan yang memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
“Meskipun aspek keekonomian masih menjadi tantangan, PGE optimistis melalui penciptaan ekosistem yang tepat serta model bisnis yang aplikatif, green hydrogen dapat menjadi solusi praktik energi bersih di Indonesia. Melalui kemitraan ini, kami berharap dapat meletakkan dasar yang kokoh bagi ekosistem green hydrogen di Indonesia, yang tidak hanya mendukung target dekarbonisasi nasional, tetapi juga memperkuat daya saing Indonesia di kancah global,” kata Julfi, Selasa (23/9).
Penandatangan joint declaration tersebut diwakili oleh Direktur Teknik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Widjanarko.
Nantinya kerja sama kedua pihak telah dilakukan pada berbagai sektor, seperti studi untuk pengembangan sumber energi baru terbarukan dan pengembangan pelumas dan biodiesel untuk hilirisasi industri sawit di Indonesia. Selain itu, juga terdapat kerja sama pengembangan bioetanol yang dapat menjadi salah satu pilihan energi alternatif.
Pada awal September lalu, PGE meluncurkan Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu. Inisiatif ini memanfaatkan panas bumi sebagai sumber energi terbarukan yang dipadukan dengan teknologi elektrolisis hemat energi.
Selain menjadi sarana produksi, fasilitas ini juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran teknologi, uji kelayakan komersial, serta studi pasar untuk memetakan potensi permintaan di fase selanjutnya.