Pemerintah Prancis siap mengucurkan dana hingga 520 juta euro atau sekitar Rp 8,32 triliun untuk membantu Indonesia mempercepat transisi ke energi terbarukan. Komitmen tersebut tertuang dalam Penandatangan Letter of Intent (LoI) antara Prancis dan Indonesia.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Duta Besar Perancis Olivier Chambard, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Dias Araujo, Country Director Agence Française de Développement Emmanuel Baudran, dan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Zulkifli Zaini.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mendukung penuh kerja sama ini. Meski demikian, menurut dia masih ada beberapa sektor yang tak kalah penting untuk dikerjasamakan lebih lanjut.
"Kerja sama antar kedua negara penting bukan hanya di sektor energi namun juga sektor ekonomi, kesehatan, industri IT, pertahanan, kemaritiman, dan lingkungan," katanya dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (24/11).
LoI ini memuat skema pinjaman konsesi pengembangan kebijakan Sustainable and Inclusive Energy Programme. Antara lain, pinjaman konsesi kepada PLN untuk proyek transmisi dan distribusi, hibah tenaga ahli dan studi kelayakan, termasuk kredit kepada bank milik negara untuk proyek pembangkit listrik tenaga mini hidro dan energi terbarukan lainnya.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian menyatakan kesiapannya dalam hal penanaman investasi terutama di bidang kesehatan dan energi energi terbarukan. Menurut dia transformasi dan inovasi teknologi dalam bidang energi sangat penting.
Oleh sebab itu, investasi dalam dua bidang tersebut akan direalisasikan oleh negaranya di Indonesia. Pasalnya, hal ini didasarkan pada berbagai capaian Indonesia di bawah kepemimpinan Menko Luhut, baik dalam menangani Covid-19 di tingkat nasional dan berbagai strategi program di bidang energi.
"Termasuk kesepakatan internasional para pemimpin dunia untuk menurunkan emisi karbon saat G20 di lalu, ujarnya.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi dari Kemenko Marves, Basilio Dias Araujo, menyatakan akan membuka akses. Terutama bagi Prancis untuk berinvestasi di berbagai proyek prioritas energi terbarukan.
Selain itu, dia menyatakan supaya Prancis menyiapkan pembiayaan inovatif bersama mitra lokal di Indonesia. AFD telah memobilisasi berbagai instrumen finansial termasuk bantuan teknis untuk mendukung Indonesia dengan total dana program percepatan transisi energi senilai 520 juta euro.
Kesepakatan ini menurutnya akan mampu mempercepat implementasi transisi energi yang semula berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan yang berkelanjutan dan bersih. Hal ini akan membuat Indonesia menjadi salah satu global key player dalam transisi energi di dunia.
Menko Luhut sudah sejak lama mengajak Prancis menanamkan investasi di Indonesia. Bahkan telah dibicarakan antara Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Luhut juga mengingatkan adanya potensi kerja sama kemaritiman yang mengedepankan konsep hijau.
“Kami menyambut Prancis sebagai mitra strategis untuk mengembangkan industri berteknologi bersih dan berkelanjutan di Indonesia terutama di industri kemaritiman," ujarnya.