Kawasan Uni Eropa disebut belum siap untuk menyepakati mekanisme kompensasi kepada negara-negara yang paling rentan terhadap kerusakan yang dipicu perubahan iklim dalam bentuk dana kerusakan dan kerugian atau loss and damage funds.
Delegasi UE Jacob Werksman mengatakan negosiasi belum siap untuk menyepakati solusi pendanaan tunggal. Meski dia tetap beraharap konferensi iklim PBB, Conference of The Parties ke-27, COP27, akan mencapai lebih dari sekadar penjadwalan pembicaraan lebih lanjut tentang kompensasi iklim.
“Kami tidak berpikir bahwa proses ini pada prinsipnya siap untuk menyetujui bahwa dana atau fasilitas baru adalah hak atau satu-satunya jalan ke depan,” ujarnya dalam konferensi pers di Sharm el-Sheikh, Mesir, seperti dikutip Reuters, Sabtu (12/11).
Kompensasi iklim atau dikenal dengan “loss and damage fund”, untuk pertama kalinya menjadi agenda formal dalam konferensi iklim PBB di Mesir, yang dipandang sebagai terobosan bagi negara-negara berkembang.
UE telah menyatakan bahwa mereka tidak mengesampingkan kemungkinan tercapainya kesepakatan atas dana tersebut, namun bersedia membahasnya. Ini merupakan kemajuan tersendiri karena negara-negara lama telah lama menolak gagasan itu karena tanggung jawab besar terkait emisi yang secara historis tak bisa dilepaskan dari negara maju.
Negara-negara yang rentan iklim mengatakan negara-negara industri yang kaya harus membantu membayar kerusakan yang tidak dapat diperbaiki akibat banjir, badai, dan naiknya permukaan air laut, setelah selama puluhan tahun memproduksi emisi yang menyebabkan pemanasan global.
Negara-negara berkembang mendorong dana kerugian dan kerusakan iklim, dan mengatakan proposal alternatif seperti inisiatif "Perisai Global" untuk memperkuat asuransi bencana oleh ekonomi terkemuka Kelompok Tujuh (G7), tetapi bukan pengganti skema PBB yang baru.
Michai Robertson, kepala negosiator keuangan untuk Aliansi Negara Pulau Kecil (AOSIS), mengatakan bahwa pembicaraan PBB harus menghasilkan dana karena itu adalah forum langka di mana setiap negara mendapat suara, termasuk negara miskin dan rentan iklim.
“Apa lagi legitimasi yang Anda inginkan selain proses di mana semua negara telah memututskan untuk ambil bagianmendaftar?” kata Robertson. “Ini akan menjadi lebih banyak pekerjaan. Tapi bukankah itu sepadan?”
Uni Eropa telah memperingatkan bahwa kesepakatan atas kompensasi iklim PBB dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk diluncurkan dan berargumen bahwa jalur pendanaan lainnya dapat lebih efisien dalam membantu negara-negara yang terkena bencana iklim.
Para menteri pemerintah akan mengambil alih negosiasi di COP27 minggu depan setelah para diplomat memperdebatkan rincian teknis minggu ini, dan tujuannya adalah untuk mencapai kesepakatan pada penutupan KTT.